Kisah Bidan Kaum Pinggiran Menolong Ibu Hamil dan Warga Miskin
- bbc
Dulu, sebelum membuka posko kesehatan, bidan Aminah selalu berkeliling ke kawasan-kawasan kumuh di Ibu Kota menggunakan mobil ambulans miliknya, mulai dari ujung timur, utara, hingga ke ujung barat.
Bersama ambulans kesayangannya itu, dia membantu orang-orang yang dia temui. Dari situlah dia mendapat julukan bidan kaum pinggiran.
"Saya tuh suka nolong-nolong orang. (Waktu itu) Di bantaran kali sana ada bayi mati dijejeli pisang. Di kolong jembatan, ada pasien meninggal," kata bidan Aminah menceritakan pengalamannya lebih dari 10 tahun lalu.
Dari temuan-temuannya di lapangan itu, bidan Aminah tergerak hatinya untuk memberikan edukasi kepada warga agar mereka bisa hidup lebih sehat lagi.
Dibantu tokoh sekitar yang sukarela meminjamkan lahan kosong untuknya, bidan Aminah akhirnya bisa memberikan pengobatan massal buat warga bantaran kali kala itu. Dia mengajak warga melakukan senam dan memberikan edukasi soal pemberian air susu ibu (ASI) untuk bayi.
Kepedulian bidan Aminah terhadap lingkungan sekitarnya didapat dari orang tuanya. Dulu, kata dia, orang tuanya yang juga berprofesi sebagai bidan, kerap melakukan hal yang sama. Bidan Aminah selalu ingat pesan orang tuanya, "Harus peduli dengan orang lain."
Kini, setelah 24 tahun menjadi bidan kaum pinggiran di Ibu Kota, bidan Aminah ternyata masih menyimpan cita-cita lain, yaitu membangun rumah sehat.