Kisah Bidan Kaum Pinggiran Menolong Ibu Hamil dan Warga Miskin
- bbc
Sangidah, warga gang Poskota, Cilincing, Jakarta Utara mengaku mengenal bidan Aminah sejak 2005 lalu. Kala itu Sangidah menerima suntik KB dari bidan Aminah. Beberapa tahun belakangan, perempuan yang kini sudah menjanda itu membawa anak kerabat dan tetangganya untuk berobat di posko kesehatan Aminah.
"Suntik KB juga saya pernah di sini. Dulu cuma 8.000. Lebih murah, terus juga orangnya baik."
Bidan Aminah tidak hanya melayani ibu hamil atau anak-anak yang sakit. Ketika BBC Indonesia berkunjung ke posko kesehatannya pada awal Desember lalu, ada seorang pasien bernama Tarmi yang sudah dirawat inap selama satu bulan.
"Waktu datang ke sini lidah saya kayak kejang, tensinya naik. Jadi buat jalan aja kayak orang mau jatuh gitu, pusing. Di sini diobatin. Enggak tambah keluar uang. Tiap hari juga makannya terjamin. Alhamdulillah ditolong sama ibu Aminah," kata Tarmi.
Tarmi adalah warga Warakas, Jakarta Utara, seorang janda yang memiliki satu anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Sudah dua tahun tubuh sebelah kiri Tarmi tidak bisa digerakkan. Bidan Aminah mengatakan Tarmi menderita stroke. Untungnya ada seorang ustaz yang membawanya ke posko kesehatan bidan Aminah.
Demi alasan kemanusiaan, bidan Aminah mau tidak mau merawat Tarmi. Siti Aminah memang memiliki latar belakang bidan, tapi pendidikan keperawatan dan kesehatan masyarakat, serta pengalamannya di perawatan umum komando angkatan darat dan pengetahuannya di bidang pengobatan herbal, membuat dia berani merawat Tarmi.
"Terpaksa. Secara kemanusiaan dia sudah stroke, dia enggak ada keluarga, anaknya juga yatim, siapa yang nolong? Saya berbuat karena lillahi ta`ala, saya sudah pengalaman."