Kisah Bidan Kaum Pinggiran Menolong Ibu Hamil dan Warga Miskin
- bbc
Suara tangis bayi memecah keheningan pagi di kompleks Bea Cukai, Cilincing, Jakarta Utara. Rupanya bayi berumur satu bulan itu baru saja disuntik karena mengalami infeksi pada pusarnya sehingga menyebabkan demam.
Selain si bayi, tiga ibu muda yang tengah mengandung sedang menunggu giliran untuk diperiksa bidan Aminah. Mereka duduk di ruang tunggu sambil bergiliran ditimbang berat badannya.
Setiap pagi, posko kesehatan bidan Siti Aminah sudah ramai dikunjungi orang, yang kebanyakan hendak memeriksakan kehamilannya. Bidan Aminah tidak menyebut tempat praktiknya sebagai klinik. Dia lebih suka menyebutnya posko kesehatan.
Posko kesehatan bidan Aminah termasuk sederhana. Tidak ada peralatan medis berteknologi tinggi atau bahkan keluaran terbaru. Bidan Aminah hanya punya satu alat USG, itu pun hitam putih. Tapi, pasiennya terus berdatangan sepanjang hari.
"Berapa bu?" kata Sangidah menanyakan tarif usai memeriksakan bayi tetangganya yang dia bawa.
"Enggak usah," jawab bidan Aminah. "Besok datang lagi ya, itu nanahnya diperiksa lagi."
Begitulah cara bidan Aminah memberi pelayanan kesehatan kepada warga yang memang kebanyakan dari golongan masyarakat kurang mampu. Kata bidan Aminah, mereka merupakan warga dari perkampungan padat penduduk di sekitar posko kesehatannya. Bidan Aminah hafal betul bagaimana kondisi perekonomian mereka.