KH Miftachul Akhyar Minta Maaf, Layak Dijuluki Rais Aam KW 3
- YouTube Sekretariat Presiden
VIVA – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyampaikan permohonan kepada warga NU karena merasa tidak cakap mengemban amanah sebagai pelaksana jabatan Rais Aam PBNU, menggantikan KH Maruf Amin yang sekarang menjabat Wakil Presiden RI.
Menurutnya, Alfaqir Miftachul Akhyar menerima amanah sebagai Pj Rais Aam PBNU pada 22 September 2018 dan masa jabatannya akan segera berakhir dalam beberapa saat lagi.
"Tidak terasa masa khidmat PBNU hasil Muktamar ke-33, yang dilaksanakan pada 1-5 Agustus 2015, mendapat bonus kurang-lebih 1,5 tahun dan itu telah terlewati," kata Kiai Miftachul Akhyar saat mengawali pidato pembukaan Muktamar NU ke-34 di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu, 22 Desember 2021.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya, Jawa Timur itu mengakui dalam kepemimpinannya masih banyak kekurangan karena amanah sebagai Rais Aam PBNU baginya sangat berat. "Sangat layak mendapat gelar Rais Awam, Rais Aam KW 3 dan lain sebagainya," katanya.
"Semoga para muassis (pendiri NU) memahami dan memaafkan alfaqir ini. Amin ya rabbal alamin," imbuhnya
Seperti diketahui, Muktamar NU ke-34 di Lampung ini dibuka langsung oleh Presiden Jokowi didampingi Wapres Maruf Amin dan sejumlah petinggi negara serta perwakilan negara sahabat. Hadir juga Wakil Presiden 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar.
Acara tersebut juga dihadiri anggota Mustasyar PBNU, para rais dan katib syuriyah PBNU, para ketua dan sekretaris tanfidziyah PBNU, dan perwakilan peserta Muktamar.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Muktamar NU KH M Imam Aziz menegaskan pelaksanaan muktamar mensyaratkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan jumlah peserta yang terbatas, maksimal 500 orang.
"Kita sudah mendesain itu semua sesuai dengan aturan Pemerintah," kata Imam Aziz di Lampung, 21 Desember 2021.
Imam juga menegaskan bahwa semua peserta yang hadir pada pembukaan dites swab PCR. Hal tersebut guna memastikan tidak ada penularan virus COVID-19 di arena Muktamar NU.
"Jarak tempat duduk peserta juga sudah diatur sesuai prokes. Pun ada duta-duta prokes dari mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama Medical Student Association (Numsa) untuk mengingatkan penerapan prokes kepada peserta yang abai," katanya.