Belajar Toleransi dari Penganut Sunda Wiwitan dan Muslim di Cireundeu
- bbc
Berangsur-angsur rombongan mahasiswa berjaket hijau datang dengan membawa beberapa galon air minum, aneka panganan, termasuk rice cooker. "Mereka sudah semester tiga," kata dosen pendamping Muhamad Ridwan Effendy kepada wartawan Hilman Hamdoni yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Kedatangan rombongan itu adalah bagian dari praktik lapangan mata kuliah Kajian Studi Agama-Agama yang diselenggarakan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. Menurut Effendy, UNJ adalah satu-satunya kampus yang menghelat mata kuliah ini.
Pembukaan acara di Imah Panggung berjalan khusyuk. Perhelatan dimulai dengan salam dan doa-doa secara Islam, meskipun sebagian besar warga di kampung adat ini menganut lekat-lekat kepercayaan Sunda Wiwitan.
"Nanti tolong pertanyaannya jangan terlalu akademis," kata Kang Yana yang juga membuka acara.
Dia mewanti-wanti para mahasiswa agar siap berjumpa dengan pengetahuan baru, keyakinan baru yang berbeda dengan standar keyakinan mereka sebelumnya, "Jangan menghakimi. Kalau sama Akang, bolehlah bertanya macam-macam."
Setelah pembukaan, secara berkelompok mahasiswa-mahasiswa ini berdialog dengan Kang Yana, Kang Jajat, Kang Tri—ini tiga pemandu merangkap juru bicara kampung adat.
Di teras rumah warga yang dijadikan tempat menginap, terlihat juga mahasiswa menyimak dengan khidmat penjelasan tuan rumah atas pertanyaan mereka.