Badan Geologi Naikkan Status Gunung Semeru Menjadi Siaga Level 3

Seorang anak berangkat sekolah dengan latar belakang Gunung Semeru di Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 14 Desember 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Budi Candra Setya

VIVA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menaikkan status Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, menjadi Siaga level 3.
 
"Tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Waspada level 2 menjadi Siaga level 3 terhitung mulai 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021.
 
Eko menjelaskan kenaikan status itu mengingat aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava.
 
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak gunung.
 
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak gunung.
 
"Selain itu, masyarakat juga tidak boleh memasuki dan tidak boleh beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," tambah Eko.

Semeru Kembali Erupsi dengan Letusan Setinggi 900 Meter, Radius Bahaya 3 Kilometer

Terdapat empat status gunung berapi yaitu normal, waspada, siaga dan awas.

Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis, 16 Desember 2021.

Photo :
  • ANTARA
Gunung Semeru Bakal Dibuka Untuk Pendakian

 
Gunung Semeru Erupsi Terus Menerus pada Selasa Pagi, Sektor Tenggara Paling Diwaspadai

Pada Kamis (16/12), luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi 912 detik.
 
Kemudian, luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09:30 WIB. Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi 395 detik, namun secara visual tidak teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.
 
Sore harinya, terjadi luncuran awan panas pada pukul 15:42 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi 400 detik.
 
Berdasarkan pengamatan kegempaan teramati getaran didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021.
 
"Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan," kata Eko.
 
Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran dua kilometer dari pusat erupsi. Aliran lava itu masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.
 
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," terang Eko.
 
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan.
 
Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk atau kontak dengan air sungai. (ant)
Gunung Semeru erupsi dengan tinggi kolom letusan 1.000 meter di atas puncak.

Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan hingga 1 Km

Gunung Semeru masih berstatus waspada.

img_title
VIVA.co.id
17 Desember 2024