Peran Teroris yang Ditangkap di Sumatera Selatan dan Lampung
- VIVA/Bayu Nugraha
VIVA – Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan peran lima orang tersangka teroris yang ditangkap di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan.
Jelas dia, peran para tersangka yang ditangkap ini merupakan pengembangan dari penangkapan Amir Jamaah Islamiyah (JI) Parawijayanto di Bekasi pada 29 Juni 2019, pengungkapan jaringan JI di wilayah Lampung pada November 2020.
Selain itu, beberapa kelompok JI yang melarikan diri ke Sumatera Selatan yakni Suwarno alias Mario.
“Selama pelariannya, Suwarno ditampung atau difasilitasi oleh para Jaringan JI Sumsel,” kata Aswin saat dihubungi wartawan pada Rabu, 15 Desember 2021.
Pada Senin, 13 Desember 2021, Aswin mengatakan telah ditangkap lima orang anggota jaringan JI di tiga lokasi berbeda. Yakni di Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung, tepatnya di Kota Palembang, Kabupaten Lubuk Linggau dan Kota Bandar Lampung.
Kerja Terstruktur
Kelima orang tersebut antara lain Ali Imron Rosyadi, Ariansyah alias Pak De, Endra Kurniawan alias Indra, Firman Abdullah Sutamie alias Ruslan, dan Para Denis.
“Selain terstruktur dalam kelompok JI, kelima tersangka turut serta menampung dan menyembunyikan buronan Suwarno,” jelas dia.
Kemudian, Aswin mengungkap peran Ali Imron yang ditangkap di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Diketahui, Ali merupakan anggota dari Ariansyah alias Pak De di kelompok regu 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung.
Selain itu, ia jadi peserta Dik Adira bersama Arno, Para Denis, Agustriana Saputra, Endra, Firman Abdullah Sutamie alias Ruslan dan Ariansyah alias Boim.
“Pada Juni 2020, Ali ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT Palembang dipimpin oleh Muhammad Azzam (Qoid Korda IV),” ujarnya.
Lalu, Ariansyah alias Pak De menjabat sebagai Ketua Kelompok (Regu) 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung. Ia pernah menjadi pelatih di Adira sekaligus pengasuh kegiatan TAM 1, TAM 2, dan KAT (Kegiatan Alam Terbuka).
Pada saat penangkapan Amir JI (AJI) bulan Juli 2019, Pak De segera memerintahkan para peserta Adira untuk melakukan S3 (memusnahkan BB) karena adanya berita AJI. Pada Oktober 2019, ia memandu pelaksanaan i'dad penggunaan PCP di daerah Tanjung Api-api.
“Pak De diketahui memerintahkan Arno (Kap) untuk menyembunyikan Suwarno di sebuah homestay kawasan Palembang pada Sabtu, 7 November 2020,” katanya.
Selanjutnya, Endra Kurniawan alias Indra diketahui anggota Divisi Dakwah di Yayasan Bina Qolbu Palembang. Selain itu, Endra juga menjadi peserta Dik Adira bersama Arno, Para Denis, Agustriana Saputra, Ali Imron, Firman Abdullah dan Boim.
Pada Juni 2020, Endra ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT Palembang yang dipimpin Muhammad Azzam.
“Ia ikut mengamankan target Suwarno saat dititipkan satu malam oleh Arno di Rumah Tahfidz Qur’an Belida,” katanya.
Berikutnya, tersangka Firman Abdullah yang diketahui anggota dari Ariansyah alias Pak De di Kelompok 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bagian Sosial di Yayasan Bina Qolbu Palembang.
“Firman ikut membantu Arno dalam evakuasi Suwarno ke rumah Jemadi alias Jumadi di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumsel,” ucapnya.
Terakhir, Aswin mengungkap peran tersangka Para Denis yang merupakan anggota dari Ariansyah alias Pak De di Kelompok 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung, sekaligus menjabat sebagai Ketua Divisi Fundraising Yayasan Bina Qolbu Palembang.
“Pada 14 November 2020, Para Denis bersama Ahmad Febrianda alias Burhan mengantar (menyembunyikan) DPO Ahmad Supriadi (Lampung) dengan mobil Isuzu Panther hitam ke rumah orang tua Burhan di Simpang Tungkal, Dusun Belido 2, Musi Banyuasin,” jelasnya.
Oleh karena itu, Aswin mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap keberadaan kelompok Jamaah Islamiyah di setiap wilayahnya.