291 Gempa Susulan Terjadi di Laut Flores, BMKG: Jenis Gempa Dangkal
- ANTARA
VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada ratusan gempa susulan pascagempa magnitudo 7,4 yang mengguncang laut Flores Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 291 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno di Jakarta, Rabu, 15 Desember 2021.
Untuk episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 Lintang Selatan, 122,24 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip)," ujarnya.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Benteng Selayar IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tambolaka, Waikabubak, Waingapu III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga saat ini terdapat laporan kerusakan bangunan gedung dan rumah penduduk di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan akibat gempa bumi tersebut," ujarnya.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata. Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur. "Peringatan dini tsunami telah diakhiri pada pukul 12.27 WIB," ujarnya.