Syafruddin Diangkat Jadi Wakil Presiden Dunia Melayu Dunia Islam
- Istimewa
VIVA – Musyawarah Majelis Tertinggi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) sepakat memilih Komjen Pol (Purn) Syafruddin Kambo menjadi Wakil Presiden. Alasan ditunjuknya Syafruddin karena pengalaman eks Wakapolri itu dalam kegiatan kemanusiaan, keumatan di Tanah Air dan luar negari.
Majelis tertinggi mengumumkan perihal Syafruddin itu  usai disetujui Presiden DMDI Tan Sri H. M Ali Rustam. Selain Tan Sri, persetujuan juga berasal dari seluruh Ketua Umum DMDI 29 negara yang hadir secara virtual langsung dari Melaka, Malaysia.Â
Tan Sri yakin sosok Syafruddin dengan pengalaman dan jaringannya bisa mengembangkan DMDI.
Sekretaris Jenderal DMDI Indonesia, Said Aldi Ali Idrus menjelaskan, kiprah Syafruddin di Tanah Air maupun luar negeri sudah diketahui. Hal itu juga dibahas saat pertemuan majelis tinggi.Â
Said menyebut peran eks Kapolda Kalsel itu seperti dalam pengentasan buta baca Alquran. Selanjutnya, ada pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW. Selain itu, kiprah Syafruddin terlihat saat membantu sejumlah kiai di Tanah Air bekerja sama dengan Al Azhar di Kairo, Mesir.
Menurut dia, dalam dinamikanya, DMDIÂ saat ini mengalami perkembangan yang pesat.
"Sehingga bapak Presiden DMDI membutuhkan wakil presiden. Dan, muncul usulan Pembina DMDI di Indonesia, bapak Syafruddin. Setelah pembahasan, tampaknya semua ketua-ketua langsung menyetujui," jelas Said.
Adapun DMDI merupakan organisasi yang punya agenda menyatukan orang melayu yang tersebar di seluruh dunia. Awal DMDI berdiri pada 2000 di Malaka, Malaysia. Kemudian, dalam perkembangannya, jumlah anggota DMDI yang hanya 10 negara kini berkembang jadi 29 negara.
Terkait amanat jadi Wakil Presiden DMDI, Syafruddin berharap bisa memberikan sumbangsih. Ia juga ingin DMDI
terus berkembang untuk kemakmuran warga Melayu.Â
Dia juga mau DMDI bisa terus aktif berperan mengatasi masalah sosial di dunia Islam.
Sebelumnya, Syafruddin terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina DMDI di Indonesia pada November 2019. Saat itu, Syafruddin terpilih dalam konferensi internasional DMDI di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Presiden DMDI Tan Sri sempat menganugerahi gelar Tun Perak kepada Syafruddin. Alasan pemberian gelar itu karena Syafruddin dianggap banyak berkiprah dalam mengentaskan masalah masalah sosial kemasyarakatan di dunia Islam.