PVMBG: Teramati Sinar Api Gunung Semeru
- ANTARA/Vicki Febrianto
VIVA – Aktivitas Gunung Semeru (3676 mdpl) di Lumajang, Malang, Jawa Timur, masih terus berlangsung. Terlihat adanya asap dari puncak gunung tersebut.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi  Bencana dan Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih, kelabu dengan intensitas tebal, sedang dan tinggi 500-1000 meter di atas puncak kawah pada pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, Jumat, 10 Desember 2021.
"Teramati api diam dan sinar api pada saat visual gunung jelas. Letusan, hembusan asap tidak teramati karena gunung kebanyakan tertutup kabut, gunung dominan tertutup kabut," ujar Andiani di Jakarta.
Kondisi cuaca di lokasi kawasan Gunung Semeru cerah, berawan, mendung dan hujan. Angin bertiup lemah, sedang ke arah utara, timur laut, timur. Sedangkan, untuk suhu udara 23-30 derajat celcius.
Untuk kegempaan Gunung Semeru, letusan terjadi sebanyak 1 kali amplitudo  10 mm, durasi: 55 detik, guguran dengan jumlah 15 kali, amplitudo: 2-17 mm, durasi: 25-85 detik, hembusan sebanyak 23 kali, amplitudo 1-8 mm, durasi: 25-85 detik, tremor harmonik terjadi sebanyak 4 kali, dan amplitudo  2-7 mm, durasi: 40-350 detik, dan tektonik jauh sebanyak 2 kali, amplitudo: 17-24 mm, S-P: 72-110 detik, durasi: 185-240 detik. "Tingkat aktivitas Gunung Semeru Level II atau waspada," katanya.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
"Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya, agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi," ujarnya.
Perlu diwaspadai  potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Kemudian, mewaspadai ancaman lahar di  alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru.Hal itu mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.