Nasib Polisi yang Ancam Korban Pemerkosaan di Riau

Ilustrasi pemerkosaan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Dua oknum polisi anggota Polsek Tambusai Utara diduga mengancam keluarga korban pemerkosaan berinisial Z (19), karena menolak berdamai dengan terduga pelaku kini telah diperiksa Propam.

Narkoba untuk Pesta Tahun Baru 2025, Dua Pemuda Diamankan Polisi

Kapolres Rokan Hulu (Rohul), Riau AKBP Wimpiyanto ketika dikonfirmasi menegaskan bakal mengusut tuntas dugaan pengancaman tersebut. Kini kedua oknum Polsek Tambusai Utara tersebut tengah diproses Propam Polda Riau.

"Hari ini dilakukan proses kepada yang bersangkutan berkaitan dengan pelanggaran disiplin/etik," katanya dikutip ddari tvOnenews.com, Kamis, 9 Desember 2021.

Usai Vadel Badjideh, Nikita Mirzani Mau Penjarakan Orang Lagi: Besok Gue Umumin Musuh yang Jadi Tersangka

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, intimidasi hingga lontaran kata tak pantas dialami keluarga korban pemerkosaan di Rokan Hulu.

Kejadian terjadi pada 21 November lalu, tak lama setelah suami korban berinisial S melaporkan 4 orang pelaku pemerkosa istrinya. Meski 4 orang dilaporkan, namun polisi baru menindak 1 orang saat itu.

Hari Ini Pengguna Mobil di Jakarta Gak Bisa Jalan Sembarangan, Kenapa?

Sejumlah polisi datang ke rumah mereka lantaran S dan istrinya tidak mau berdamai dengan pelaku DK, yang memperkosa Z sekaligus membanting bayi mereka berusia 3 bulan.

"Kami pernah disuruh datang ke Polsek Tambusai Utara. Disana kami disuruh untuk menandatangani surat perdamaian dengan pelaku," sambung S.

Tentu saja tawaran itu ditolak oleh S, apalagi istrinya diperkosa berulang kali disertai ancaman. Meski menolak, Kanit Reskrim memaksa keduanya untuk menandatangani selembar surat yang telah diketik polisi, yakni surat damai bahkan diduga melontarkan kalimat anjing, babi dan lonte.

"Mereka kembali datang pada malamnya dan memaki kami. Mereka turun berdua dari dalam mobil dan ada sebagian di dalam mobil," lanjut S lagi.

Kepada Kanit, S menanyakan apa alasan istrinya disuruh berdamai. Pertanyaan itu justru membuat Kanit emosi dan kembali melontarkan kalimat kasar, salah satunya menyebut Z seperti lonte saat membuat laporan.

"Saya bilang 'kenapa pak kami yang suruh tandatangan berdamai, itukan nggak bisa dipaksakan'. Kanit tanya 'siapa yang bilang', saya jawab keluarga saya. Lalu dijawab 'Bilang sama dia, babi dia, pandai-pandaian dia'," kata S menirukan ucapan sang Kanit.

"Saat makian itu keluar, istri saya langsung merekam video menggunakan handphone. Makian anjing, babi terus dilontarkannya sambil menuju ke mobil," ungkap S.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya