6.022 Warga Korban Gunung Semeru Mengungsi di 115 Posko
- Antara
VIVA – Data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru mencatat, sebanyak 6.022 warga korban bencana Semeru mengungsi di 115 di Pos Pengungsian.
Posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang dan Blitar.
Sebaran jumlah penyintas paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, sedangkan di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujamber 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, rapat koordinasi menekankan pelayanan dasar menjadi perhatian petugas di lapangan untuk dioptimalkan.
Misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas.
"Terkait hal alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas," Abdul Muhari, Kamis, 9 Desember 2021.
Untuk diketahui, telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) di Gunung Semeru, pada 4 Desember 2021. APG merupakan karakteristik ancaman khas G. Semeru, yakni berupa awan panas yang berasal dari ujung aliran lava pada bagian lereng gunung.
Endapan APG terdiri dari material batuan bersuhu tinggi 800o-900o celcius yang bergerak ke arah lereng tenggara G. Semeru sejauh ± 4 km dari puncak, atau ± 2 km dari ujung aliran lava.
APG memasuki lembah Sungai Kobokan dan berinteraksi dengan air sungai beserta material lama yang terdapat di dalam badan sungai, membentuk aliran lahar sepanjang aliran Sungai Kobokan.