Tim Medis Tegaskan Perlu Bukti Kuat Vaksin Bikin Joko Jadi Buta
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Dinas Kesehatan Kota Malang belum dapat memastikan jadwal vaksinasi dosis kedua untuk Joko Santoso (38 tahun), pemuda warga kota setempat yang mendadak buta selama tiga hari setelah disuntik vaksin COVID-19 buatan Astrazeneca, meski penglihatan Joko mulai membaik.
Sesuai dokumen pemeriksaan lengkap, diagnosis dapat ditegakkan keradangan saraf mata atau opticneoritis yang menjadi penyebab kebutaan. Kondisi pengelihatan sudah pulih 90 persen, tetapi Joko masih kesulitan mengenali warna.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengaku akan lebih dahulu berkonsultasi dengan Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kota Malang, Komisi Daerah KIPI Jawa Timur hingga Komisi Nasional KIPI untuk menentukan vaksinasi dosis kedua bagi Joko. Begitu pula untuk menentukan apakah tetap menggunakan vaksin Aztrazeneca atau vaksin jenis lainnya.
"Kami, Dinkes Kota Malang, menjalankan program vaksinasi supaya berjalan baik dengan hasil baik. Terkait dengan tuan JS, tetap kita mengajukan rekomendasi ke Komda KIPI maupun Komnas KIPI, apakah tuan JS ini divaksinasi dengan vaksin sama atau vaksin yang lain," kata Husnul, Selasa, 7 Desember 2021.
Husnul menuturkan, sejak awal Dinas Kesehatan Kota Malang terus melakukan pendampingan kepada Joko, mulai dari merujuk ke RS Saiful Anwar hingga menjalani rawat inap maupun rawat jalan seperti sekarang. Dinas Kesehatan pun senang melihat perkembangan kesembuhan Joko yang mencapai 90 persen.
Konsultan Spesialis Mata RS Saiful Anwar dr. Wino Vrieda Sp M mengatakan, butuh bukti yang kuat untuk mengklaim bahwa vaksin menjadi penyebab turunnya pengelihatan Joko. Sesuai diagnosis sementara, radang saraf mata menjadi penyebab utama kebutaan.
"Masih butuh bukti kuat bahwa vaksin menjadi penyebab turunnya pengelihatan karena vaksin. Dari pemeriksaan yang kami lakukan didapatkan diagnosis terjadinya keradangan saraf mata pada pasien," kata Wino.
Ketua Pokja KIPI Kota Malang dr. Ariani M.Kes., Sp.A (K) mengungkapkan, sangat jarang kasus di belahan dunia lainnya warga mengalami kebutaan usai disuntik vaksin Astrazeneca. Kasus itu sudah dilaporkan kepada Komisi Daerah KIPI Jawa Timur, Komisi Nasional KIPI, dan BPOM, bahkan lembaga internasional.
"Sangat jarang di dunia dan belum ada literatur bahwa pasien mengalami kebutaan karena vaksin. Kita tidak akan berhenti di sini: akan kita teliti dan laporkan. Karena lembaga internasional pun ikut mengkaji," katanya.