Pengungsi Erupsi Semeru Butuh Pakaian dan Air Bersih
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Ribuan warga yang berada di Pronojiwo dan Candipuro Lumajang harus mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru. Mereka kini tinggal di sejumlah posko pengungsian karena rumah mereka tertimbun endapan lahar dingin.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, saat ini sejumlah komunitas di wilayahnya terus menggalang dana untuk warga terdampak sebaran awan panas guguran Gunung Semeru. Dia bahkan datang langsung ke lokasi bencana untuk melihat kebutuhan mendesak bagi warga terdampak.
"Ada dana Rp150 juta kurang lebih dari galangan dana melalui Baznas. Akan kita belanjakan sesuai apa yang dibutuhkan. Ini makanya kita sekalian inventarisir. Ternyata yang masih banyak dibutuhkan itu seperti pakaian, baju dalam anak, ada pembalut, air bersih juga," kata Sutiaji, Senin, 6 Desember 2021.
Sutiaji bersama sejumlah komunitas juga memberikan paket sembako ke kantor Desa Sumberurip yang berfungsi sebagai dapur umum. Sutiaji juga menuju pos pengungsian di SDN Supiturang 4. Posko ini menampung sebanyak 387 orang.
Sutiaji menyebutkan, peran pemerintah daerah di wilayah Malang Raya sangat dibutuhkan oleh warga di daerah Pronojiwo, Lumajang. Sebab, putusnya jembatan Geladak Perak membuat warga yang ada di Pronojiwo juga kesulitan untuk akses menuju Lumajang. Daerah terdekat dengan Pronojiwo adalah Malang.
"Putusnya jalur (jembatan) jadi keprihatinan Malang Raya dan nasional. Saya sudah telepon dengan Bupati Lumajang. Harapanya karena wilayah ini (Pronojiwo) tidak bisa terjangkau dari Lumajang, maka teman-teman di Malang Raya diminta membantu," ujar Sutiaji.
Sementara itu, Ketua RT 10 RW 04 Dusun Sumbersari Umbulan, Jayadi mengungkapkan wilayahnya menjadi daerah yang terdampak erupsi cukup parah. Ketebalan endapan lahar dingin mencapai 1 hingga 2 meter. Sebanyak 95 kepala keluarga terdampak dan puluhan rumah dilaporkan rusak.
"Itu masih di Umbulan saja, belum di Gumuk Emas dan Kamar A, itu sama. Rumah, kendaraan dan hewan ternak kami semua mati. Kalau di dusun lainnya hanya tertutup debu," kata Jayadi.