17 Korban Meninggal Akibat Erupsi Gunung Semeru Ditemukan
- Basarnas Surabaya.
VIVA - Total jumlah korban meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdasarkan data dari Kantor SAR Surabaya bertambah menjadi 17 orang pada Senin, 6 Desember 2021. Sementara, berdasarkan data BNPB, korban yang belum ditemukan sebanyak 27 orang.
12 Orang Berhasil Dievakuasi
Kepala Seksi Operasi SAR I Wayan Suyatna mengatakan dari 17 korban meninggal dunia itu sebanyak 12 orang sudah berhasil dievakuasi dan jasad mereka sudah dibawa ke rumah sakit. Sementara lima orang meninggal di rumah sakit.
"Hingga pukul 11.08 WIB tim SAR gabungan telah mengevakuasi tiga jenazah di Kampung Renteng, desa Sumberwuluh, kec Candipuro. Ketiga jenazah ditemukan di satu lokasi yang sama," kata Wayan dalam keterangan tertulis.
Ia menjelaskan kendala dalam proses evakuasi ketiga jenazah yang baru ditemukan ialah korban tertimbun material pasir bekas lahar dingin setinggi satu meter. Kondisi pasir masih agak panas, semakin dalam semakin terasa panas.
"Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati," ujar Wayan.
Baca juga: 16 Korban Erupsi Semeru Alami Luka Bakar Serius
27 Orang Dinyatakan Hilang
Terpisah, berdasarkan rilis BNPB, Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang. Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.
Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, yang meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021.
Ribuan Jiwa Terdampak
Adapun total data korban jiwa atau terdampak yang berhasil dihimpun oleh posko yaitu warga terdampak 5.205 jiwa, hilang 27. Sementara warga yang mengungsi berjumlah 1.707 jiwa yang tersebar di 19 titik. Posko menginformasikan sebaran penyintas berada di Kecamatan Pronojiwo terdapat sembilab titik pos pengungsian.
Kemudian pos pengungsian berada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.
Sebaran pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro.
Sebaran pos pengungsi di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian.
Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang. Data sementara menyebutkan rumah terdampak berjumlah 2.970 unit, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit (Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan, penghubung antara Lumajang dan Malang).