Cerita Habib Bahar Marahi Napi Teroris karena Sebut Pemerintah Tagut
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Habib Bahar bin Smith belum lama ini baru saja menghirup udara bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIA Gunung Sindur pada Minggu 21 November 2021. Habib Bahar bebas murni setelah menjalani hukuman tindak pidana penganiayaan dengan vonis 3 tahun penjara.
Selama di penjara, Habib Bahar diketahui sempat berpindah-pindah rutan dan lapas. Mulai dari Rutan Polda Jabar, Lapas Cibinong, Lapas Nusakambangan hingga akhirnya di Lapas Gunungsindur, Bogor.
Banyak cerita yang dialami Habib Bahar selama ditahan di beberapa lapas, termasuk mengislamkan banyak napi hingga menarik kembali napi teroris ke pangkuan NKRI. Dalam podcast di channel Youtube Refly Harun yang dikutip VIVA, Kamis, 2 Desember 2021. Habib Bahar awalnya menolak mengungkap hal itu khawatir ujub.
"Alhamdulillah, contoh selama di Polda Jabar saya masukkan Islam itu ada 8 orang tahanan. Terus di lapas Cibinong ada 4, terus di Lapas Cibinong itu ada 3 napi teroris yang saya kembalikan ke NKRI. Kemudian di lapas Nusakambangan ada 1 masuk Islam, itu 2 bulan di Nusakambangan. Terus di Gunungsindur ada beberapa juga masuk Islam tapi kebanyakan warga asing, luar negeri, ada 1-2 lah," kata Habib Bahar
Lebih jauh, pimpinan Pesantren Tajul Alawiyyin, Kemang, Bogor itu juga bercerita tentang upayanya meluruskan pemahaman para napi terorisme tentang tagut, yang menjadikan dalih mereka untuk melakukan aksi teror di Indonesia.
"Di lapas itu, tidak perlu saya sebutkan namanya, ada beberapa napi ter (teroris), saudara-saudara kita yang mengatakan Indonesia itu tagut, pemerintah Indonesia itu tagut, polisi itu tagut, mereka bilang seperti itu saya marah," ujar Habib Bahar
"Saya bilang kau belajar dari mana, kau bilang pemerintah Indonesia tagut, polisi tagut, tentara tagut, ini tagut, semua orang yang enggak sejalan dengan kau, kau bilang tagut, kau tahu enggak artinya tagut itu apa," sambungnya
Habib Bahar lantas mengutip beberapa pendapat para ulama dalam beberapa kitab-kitab populer. Menurutnya, ada pendapat yang menyatakan tagut adalah dukun dan penyihir. Pendapat lain mengatakan bahwa tagut adalah berhala dan iblis.
Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Tafsir Jalalain juga menjelaskan bahwa 'Sayyidina Umar bin Khattab RA pernah berkata, apapun yang disembah selain Allah adalah tagut. Pendapat ini disebutnya paling sahih.
"Saya katakan ke mereka, ini pemerintah Indonesia mayoritas Muslim tagutnya dimana? Itu polisi Muslim, yang kalian bom-bom itu orang Muslim, kalian bom polres yang mati itu orang Muslim yang kalian bilang tagut, ini tagutnya dimana? Dari situ lah akhirnya paham, masuk, akhirnya mereka (kembali ke NKRI)," ungkap Bahar