Gus Khayat Minta Nahdliyin Jaga Marwah Rais Aam NU
VIVA – Aksi demo di depan gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Jumat, 26 November 2021 disorot kalangan Nahdliyin. Aksi itu dikritisi karena memprotes Rais Aam PBNU terkait perhelatan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34.
Salah seorang tokoh NU dari Banjarnegara KH. menyoroti aksi tersebut memantik kegaduhan di internal NU. Sebab, pendemo dianggapnya menghina Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Gus Khayat, sapaan akrabnya menyampaikan lima permintaan untuk segenap Nahdliyin. Pertama, ia meminta agar segenap Nahdliyin bisa jaga marwah Rais Aam sebagai pemimpin tertinggi NU.
"Pertama, agar dapat menjaga marwah Rais Aam sebagai pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama. Jaga marwah Nahdlatul Ulama dari anasir-anasir jahat politisi kegedean syahwat," kata Gus Khayat, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin, 29 November 2021.
Dia pun menyebut permintaan kedua yakni agar semua pihak menghentikan rekayasa demonstrasi tidak beretika. Ia menekankan ada dugaan rekayasa dukungan yang berpotensi memecah belah Nahdliyin.
Kemudian, Gus Khayat teringat pesan Mbah Maimoen Zubair.
"Jadi, orang Islam itu kata Mbah Moen, jangan galak-galak. Orang itu harus penuh kasih sayang. Allah memiliki sifat Ar Rahman, sifat kasih sayang, agar dicontoh umat manusia," tutur Gus Khayat.
Lanjut, Gus Khayat meminta juga agar PBNU bisa bersikap secara cepat, tegas dan memberikan sanksi terukur kepada orang-orang atau lembaga NU yang melakukan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Ia menyampaikan demikian karena hal tersebut berpotensi merusak dan memecah belah NU.
Kemudian, ia menyebut permohonan keempat agar PBNU sungguh-sungguh menjalankan keputusan Konferensi Besar (Konbes) Jakarta. "Untuk melaksanakan muktamar yang berkualitas dan bermartabat sesuai AD/ART," sebut Gus Khayat.
Lalu, dia menyampaikan poin kelima agar PBNU segera menggelar rapat pleno PBNU sebagai forum rapat tertinggi di tingkat PBNU terkait Muktamar NU.
"Menghasilkan keputusan yang ditaati seluruh warga NU sesuai hasil keputusan Konbes di Jakarta," ujar Gus Khayat.
Untuk diketahui, merujuk putusan Musyawarah Nasional (Munas) dan Konbes NU, perhelatan Muktamar NU pada 23-25 Desember 2021 di Lampung ditunda. Hal ini terkait keputusan pemerintah yang menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 pada 24 Desember-2 Januari 2022.
Adapun sejauh ini, PBNU belum mengeluarkan putusan terkait rencana perubahan pelaksanaan Muktamar ke-34.
Sebelumnya, sekelompok orang yang mengatasnamakan Gerakan Santri Kultural menggelar demo di depan kantor PBNU. Aksi itu sebagai protes surat edaran dari KH Miftachul Akhyar yang meminta Muktamar NU ke-34 dilaksanakan pada 17 Desember 2021.