Mahasiswa Ini Ciptakan Sistem Deteksi Bencana Berbasis Siaran Masjid
- VIVA/Syaefullah
VIVA – Karya riset mahasiswa dari kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar terkait deteksi dan mitigasi bencana di Indonesia dipamerkan dalam kegiatan Olimpiade Agama, Sains dan Teknologi di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Sabtu, 27November 2021.
Salah satu dari tiga Mahasiswi UIN Alauddin Makassar, Umu Kultsum mengatakan, bahwa perangkat yang dibuat yaitu Mosque Brodcast Based Flood Early Warning System atau sistem peringatan deteksi bencana banjir berbasis siaran masjid.
Alat itu untuk menginfokan kepada warga apabila bendungan akan dibuka kemudian dialirkan ke sungai, dan alat itu mengabarkan ketinggian air bendungan.
"Tujuannya bisa menimalisir kerugian akibat bencana banjir, supaya masyarakat terbiasa menghadapi banjir," kata Umi Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Sabtu, 27 November 2021.
Ia menuturkan, bahwa rancangan produk sistem peringatan dini itu dengan memanfaatkan teknologi Iot atau internet of things dengan konsep penyiaran informasi terkait banjir melalui masjid. Kenapa melalui toa masjid, karena masjid dianggap mampu memberikan kabar lebih cepat di tengah masyarakat.
"Rancangan ini dibuat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat secara real time dari badan pengawas, serta untuk menghindari berita hoax terkait bencana," katanya.
Alat hardware ini dengan menggunakan Arduino sebagai salah satu kompomen yang ditempatkan pada sensor ketinggian di bendungan dan alat itu juga dipasang di masjid yang lokasinya tidak jauh dari sungai. Alat itu harus terpasang menggunakan wifi atau internet.
"Jadi, ketika alat itu dipasang di masjid atau mushala harus terkoneksi dengan internet. Kita gak perlu wifi yang kuat banget sinyalnya," katanya.
Cara kerjanya. Kata dia, alat sensor itu dipasang di daerah pintu bendungan dan alat itu mengidentifikasi ketinggian air di bendungan. Dari situ informasi ketinggian air tersampaikan ke penjaga bendungan. Penjaga akan memberikan informasi berupa pesan suara sesuai dengan kondisi yang ada di bendungan ke masyarakat. Lalu, informasi dari penjaga akan tersebar ke masyarakat melalui operator masjid yang berada di tengah masyarakat.
"Sehingga masyarakat tahu jika air bendungan akan dibuka. Jadi imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai, mencari ikan, bermain mencuci area sungai," ujarnya.
"Untuk tingkat bahaya, masyarakat diminta untuk mengungsi sementara dan diminta untuk mengamankan barang berharganya. Karena berpotensi banjir," sambungnya.
Tentu saja, ia menambahkan, alat ini juga bisa dipasang di bendungan yang telah Presiden Joko Widodo bangun di beberapa daerah di Indonesia. Maupun bendungan yang sudah lama.