Mahasiwa UIN Yogya Buat Sabun Anti Bakteri Air Liur Anjing
- Dok. Kementerian Agama
VIVA – Mahasiswa Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyulap minyak jelantah bekas rumah tangga untuk dijadikan sabun untuk menetralisir bakteri dari air liur anjing.
Sabun itu hasil dari tiga mahasiswa jurusan Kimia Fakultas Saintek UIN Yogya, yaitu Alvina Lutviyani (20), salah Aji Bayu Saputro (22), dan Jihan Rahmi Nabila (22). Mereka melakukan penelitiannya selama 6 bulan, didampingi dosen pembimbing Imelda Fajriati, dan senior pendamping Ria Puspitaningrum.
Dalam air liur anjing terdapat setidaknya 10 macam bakteri berbahaya, terutama dua bakteri utama yaitu staphylococcus aureus, dan enterococcus faecalis. Sehingga, kata Alvina, dua bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi berbahaya.
"Sabun berwarna putih ini memiliki kemampuan mengikat dan menonaktifkan bateri yang ada di air liur anjing," kata Alvina saat ditemui di lokasi pada acara Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Minggu, 28 November 2021.
Sabun itu diberi nama Kaolin yang berbahan aktif lempung kaolin dan minyak jelantah bekas. Lanjut dia, bahwa sabun tersebut dapat di dianggap dapat menghilangkan najis akibat termaka air liur anjing tersebut.
Jadi, bagi masyarakat yang terkena najis anjing membersihkannya tidak perlu repot-repot dengan cara menggunakan tanah dicuci hingga tujuh kali. Produk terobosan yang diperlukan bagi muslim yang memiliki risiko berkontak dengan anjing.
"Ini bagus dan bermanfaat, terutama bagi muslim yang berisiko kontak dengan anjing," ujarnya.
Membersihkan najis dengan sabun secara fiqih diperbolehkan, didukung ulama mazhab Hambali dan Hanafi, yang menghalalkan penggunaan sabun untuk menyucikan najis mughaladhah, seperti jilatan anjing.
Sedangkan, untuk proses pembuatannya, kata dia, sabun tersebut ditambahkan
tanah lempung Kaolin dengan takaran 1 banding 10. Lempung Kaolin adalah tanah putih berunsur kapur yang memiliki fungsi sebagai adsorbent atau penyerap pada permukaan dengan efektifitas tinggi.
Ya, memang prosesnya tidak rumit. Carannya, minyak jelantah dimurnikan dengan karbon aktif yang dibuat dari tempurung kelapa, dengan cara dicampur dan diendapkan dalam waktu 1 sampai 3 hari, tergantung kualitas minyak jelantahnya. Lalu, karbon yang digunakan adalah arang pilihan yang memiliki kadar konsentrasi karbon 5 persen dan 10 persen.
Tentunya, sabun ini dapat diproduksi dengan biaya murah karena memanfaatkan minyak jelantah bekas pakai. "Ke depan bahan ini dapat dipakai, terutama oleh industri makanan-minuman yang memiliki fasilitas produksi dengan risiko terpapar najis dari air liur anjing," katanya.
Dalam hal ini, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa inovasi dari para pelajar harus terus dikembangkan kedepannya. Tidak hanya pada Oase pada 2021 saja.
"Kedepan kita akan membangun beberapa kerjasama dengan industri. Kampus kita akan memperoleh karya fonumental. Kita coba pasaran barangkali ada industri yang berminat," ujar Ali Ramdhani.
Kendati begitu, memang anggaran untuk kegiatan riset di Perguruan Tinggi Keagaamaan Islam sangat sedikit sekali sehingga hal itu yang menjadi kendala dalam hal riset.