Dirjen Pendis Kemenag Minta Guru Fokus Transformasi Karakter Unggul

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani
Sumber :
  • Kementerian Agama

VIVA – Fungsi guru di era digital ini adalah mentranformasi nilai-nilai yang membentuk karakter siswa menjadi pribadi unggul. Di era daring yang menyediakan banyak saluran informasi dan tutorial, materi pembelajaran banyak tersedia dari sumber manapun selain guru.

Implikasi Ketergantungan pada Kecerdasan Buatan terhadap Proses Pembelajaran

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Muhammad Ali Ramdhani memperingatkan agar guru mengembangkan teknik mendidik secara empatik dan humanis.

“Paling utama adalah guru peduli mendidik dan menanamkan karakter akhlakul karimah kepada anak-anak bangsa," katanya pada saat menjadi pemimpin upacara peringatan Hari Guru 2021 di Kemenag, (26/11/2021).

Nasaruddin Umar Disebut Getol Bersihkan Kemenag dari Perilaku Koruptif

Dalam hal memberi sentuhan yang berperasaan inilah peran dan kiprah guru peduli tak akan tergantikan oleh artificial intelligence (kecerdasan buatan) sampai kapan pun.

Hari Guru Nasional 2021 ini mengambil tema "Guru Peduli Cerdaskan Anak Negeri." Tema ini menegaskan dan mengingatkan tentang tujuan kemerdekaan Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Polisi Panggil Guru BP hingga Wali Kelas soal Dugaan Perundungan Siswa SMA Negeri di Jaksel

Kreatifitas dan sentuhan guru, lanjut Ramdhani, sangatlah penting terutama pada masa proses pemulihan pembelajaran (learning recovery).

"Kita membutuhkan guru dan tenaga kependidikan yang profesional sekaligus peduli. Guru peduli adalah pendidik yang compassionate (welas-asih) dan mengajar dengan hati," tandasnya.

Guru peduli senantiasa bersimpati dan berempati dalam melayani siswanya. Ia berdiri pada garda terdepan dalam mentransmisikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya secara efektif dan berkarakter tinggi.

Menurut pria yang akrab dipanggil Dhani ini, era revolusi industri 4.0. merupakan era disrupsi dan era keberlimpahan informasi. Namun di sisi lain Indonesia masih berada pada masa pandemi Covid-19 yang mencekam. fenomena post-truth, hoaks dan perlawanan terhadap ilmu pengetahuan yang baku juga menyeruak.

Anak didik kita, yaitu generasi Z, adalah generasi yang friendly dengan gawai. Pada umumnya, mereka terkoneksi dengan internet (Internet of Things/IoT). Mereka belajar dan tumbuh dengan caranya sendiri (search of identity) sehingga harus dikawal secara ekstra.

Ia melanjutkan, tantangan semakin kompleks dan rumit, memaksa orang tua dan guru bekerja secara extraordinary. Guru dan tenaga kependidikan, Kepala Madrasah, pengawas, praktisi pendidikan harus tampil gigih untuk menyapa dan melayani peserta didik.

“Guru harus membuat siswa ketagihan belajar dan sadar literasi. Literasi dalam artian luas, yakni baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi sosial-budaya, literasi digital, dan literasi moderasi beragama,” paparnya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Muhammad Zain menambahkan, Untuk menyemarakkan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2021 Kementerian Agama melalui Direktorat GTK Madrasah juga menggelar serangkaian kegiatan pendukung. Seperti anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi diselenggarakan pada 5 Oktober-21 November 2021, lomba video Moderasi Beragama pada 11 Oktober-22 November 2021, selanjutnya  ada anugerah Konstitusi pada 14 Oktober-25 November 2021.

Selain itu, ada event internasional yaitu International Symposium on Education (ISOE) pada 23-26 November 2021. Selanjutnya, pada 25 November 2021 diselenggarakan upacara bendera Hari Guru Nasional di halaman Kementerian Agama RI. Kegiatan dilanjutkan dengan GTK Madrasah Expo selama 2 hari pada 30 November sampai 1 Desember 2021. Peringatan HGN ini ditutup dengan Malam Puncak Peringatan HGN 2021 pada 30 November 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya