Pengakuan 2 Pemburu Harta Karun Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
- bbc
Pokoknya setiap kali ia mendengar di lokasi tersebut ada jejak kerajaan, maka tanpa ragu langsung dijelajahi.
"Hampir seluruh Indonesia ini banyak [barang-barang] peninggalan. Tapi paling banyak dari Kerajaan Majapahit."
Dalam berburu, Abah hanya memakai kacamata menyelam dan besi yang ujungnya dibuat runcing. Sering juga, dia hanya mengandalkan tangan untuk mengeruk dasar sungai.
Bermacam benda, mulai dari ukiran, arca, perhiasan, pernah ia dapatkan. Kalau dihitung kira-kira mencapai ratusan ribu. Namun yang paling berharga adalah perhiasan dengan batu permata.
"Kalau keris sudah ribuan saya temukan. Kalau ditotal semua mungkin sudah ada ratusan ribu. Seperti pedang, tombak, senjata, trisula, tameng."
Dan, setiap kali menemukan harta karun, Abah senang bukan kepalang.
"Sueneeenggg. Sesusah apapun hidup di kota begitu masuk hutan sangat gembira luar biasa," katanya sumringah.
Beberapa temuannya ia berikan cuma-cuma ke siapapun yang memiliki ketertarikan yang sama pada benda purba ini. Entah itu keluarga, teman, museum, bahkan kolektor.
Khusus kepada kolektor, Abah tidak mematok harga jika ada yang mau membeli. Dia menyerahkan besaran nilainya, asalkan sepadan dengan benda tersebut, serta tidak diperjual-belikan ke pihak lain di kemudian hari.
"Memang dia nguri-uri [ingin merawat dan menjaga] serta cinta terhadap budaya bangsa kita."
Di usianya yang hampir menginjak 70 tahun, ia memutuskan membagikan ilmu berburu harta karun kepada anak muda. Sudah ratusan orang dilatih bagaimana cara mencari benda-benda kuno dan berharga itu.
Abah pun mempersilakan jika temuan itu akhirnya dijual demi menghidupi keluarga.
"Saya sudah lelah, sangat lelah... pikiran dan tenaga sangat lelah."
Mengapa perburuan harta karun terus terjadi?
Arkeolog Dwi Cahyono mengatakan fenomena perburuan benda-benda yang memiliki nilai sejarah sudah terjadi sejak lama. Dari yang memakai alat-alat sederhana yaitu kayu dan besi, hingga menggunakan metal detektor.