Presidensi G20 2022 Disebut Akan Jadi 'Legacy' Besar Jokowi
- Istimewa
VIVA - Indonesia akan memegang presidensi Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok Dua Puluh (G20) pada 2022 mendatang. RI menjadi negara berkembang pertama yang menjadi presidensi atau tuan rumah G20.
Forum Besar
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengingatkan presidensi G20 merupakan forum yang besar, amanat bangsa sekaligus kepercayaan dunia internasional yang harus dijalankan bersama.
Menurutnya, pikiran-pikiran besar para pemimpin G20 harus mampu ditransmisikan dengan baik pada masyarakat. Pemilihan-pemilihan isu, diksi-diksi yang digunakan, lanjut dia, harus memberikan gambaran yang bermuara pada kesuksesan Indonesia di G20.
"Pesaing utama komunikasi G20 adalah isu-isu politik. Di sinilah kejelian kanal dan pesan komunikasi pemerintah untuk mengimbangi isu-isu publik. Ini tantangan kita," ," kata Johnny di Hotel Kempinski Jakarta, dikutip pada Rabu, 24 November 2021.
Dua Sukses
Johnny menuturkan ada dua sukses utama sebagai presidensi G20 2022. Pertama sukses dari sisi substansi dan sukses penyelenggaraan.
Dari sisi substansi materi-materi atau isu yang dibahas di G20 menyangkut isu global seperti isu energi terbarukan, perdagangan, iklim dan penanganan krisis keuangan. Dia berharap presidensi G20 mampu memberikan kebijakan dan resolusi yang positif, terutama bagi pembangunan negara-negara berkembang.
Johnny mengatakan dunia internasional berharap banyak pada leadership presidensi G20 Indonesia untuk mendorong pemulihan global. Seperti diketahui, G20 beranggotakan negara-negara yang menguasai 85% ekonomi dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan internasional dan 66% populasi dunia.
“Kita negara berkembang pertama sebagai tuan rumah (G20). Keketuaan (presidensi) kita (pada G20) jadi jembatan harapan bagi negara-negara berkembang di dunia. Selain sukses substansi, kita juga harus sukses sebagai penyelenggara,” ujarnya.
Johnny menambahkan sebagai penyelenggara G20, Indonesia harus mengedepankan prinsip inklusifitas dan kolaborasi, khususnya dalam menyampaikan pesan komunikasi publik untuk mendukung kelancaran pelaksanaan G20.
Baginya, sukses komunikasi dapat memberikan kesan yang baik bagi peserta G20 dan masyarakat luas. Indonesia, lanjutnya, harus memberikan kesan yang indah dan optimisme bagi masyarakat dunia.
“Kita butuh memberikan kenyamanan bagi para pemimpin-pemimpin dunia, untuk membawa memori indah dari Indonesia,” ujarnya.
Tak Kalah dengan Isu Politik
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko juga mengingatkan insan humas agar presidensi G20 tidak kalah dengan isu-isu politik, mengingat Indonesia sudah mulai memasuki tahun-tahun politik menuju Pemilu 2024. Menurut Moeldoko, presidensi G20 Indonesia akan menjadi legacy besar Presiden Jokowi.
“Indonesia menyanggupi untuk mengambil alih presidensi 2022 dari India, oleh karena itu kita harus menyuguhkan bahwa kita bisa menyelenggarakan presidensi G20 dengan standar tinggi,” kata Moeldoko.