Risma: Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah

Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma saat memotivasi para korban erupsi Gunung Sinabung, kawasan relokasi Siosar Desa Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat, 19 November 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Andi Firdaus

VIVA – Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma menggelorakan semangat ratusan korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, untuk membangun kemandirian dan bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat bencana.

Perusahaan Ini Tidak Bisa Diam saat Lihat Bencana

"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Ingat, Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya, kalau bukan mereka yang mau berubah," kata Risma saat meninjau korban erupsi Sinabung di kawasan relokasi Siosar, Desa Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Jumat siang, 19 November 2021.

Risma mengawali kunjungannya dengan memulai sesi tanya jawab bersama sekitar 370 kepala keluarga korban erupsi Gunung Sinabung. Mereka adalah pengungsi yang kini menetap sejak bencana melanda kampung mereka pada 2015.

Gunung Kerinci Alami Gempa 1.884 Kali, Berpotensi Tiba-tiba Erupsi Tanpa Ada Gejala

Umumnya para pengungsi yang didominasi kaum ibu dan anak itu menyampaikan pertanyaan seputar permasalahan bantuan sosial dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan sembako, hingga Paket Keluarga Harapan (PKH).

Petani di sekitar Gunung Sinabung.

Photo :
  • Putra Nasution/VIVA.
840 Dus Mi Instan dan 1.080 Selimut Diberikan ke Korban Banjir di Sukabumi

Beberapa pengungsi juga mengeluhkan kondisi suami maupun istri mereka yang kini dilanda stroke dan penyakit lainnya.

Situasi itu mendorong mantan wali kota Surabaya itu untuk memberikan masukan agar warga mau hijrah dari keterpurukan ekonomi dengan merintis berbagai usaha rumah tangga. "Tujuan saya datang ke sini untuk menambah pendapatan masyarakat," katanya.

Risma berbagi kisah tentang keberhasilan program kemandirian masyarakat Surabaya dalam merintis usaha ternak ayam hingga sayur mayur. "Di Surabaya rumahnya sempit dan di gang kecil. Kita awalnya ambil sayur dari Malang, lalu saya ajari warga tanam sayur," katanya.

Menurut Risma, satu rumah diajak untuk menanam sawi, kangkung, terong hingga beternak ayam. "Ternyata hasil panen mereka untuk kebutuhan rumah berlebih. Sekarang hotel di Surabaya ambil sayur di kampung-kampung," katanya.

aktivitas pengungsi sinabung

Photo :
  • ANTARA/Zabur Karuru

Omzet yang didapat masyarakat perkampungan di Surabaya, kata Risma, ada yang menembus hingga Rp4 miliar per bulan.

Kalau ada yang bisa menenun, kata Risma, Kementerian Sosial akan membantu pengadaan mesin jahit untuk membuat kain ulos. "Kami bisa bantu. Ruangan ini bisa kita manfaatkan," katanya.

Risma juga mengisahkan perjalanan hidup seorang ibu rumah tangga di Surabaya yang awalnya terjerat utang hingga ratusan juta rupiah dan membuatnya menutup diri dari tetangga karena malu.

"Tapi ternyata, dari buku yang kami sediakan di perpustakaan warga, dia mulai belajar membuat kue. Sekarang pendapatannya mencapai Rp1,5 hingga Rp2 miliar per bulan," katanya.

Terhadap pengungsi yang tidak percaya dengan kisah itu, Risma pun mengajak mereka untuk berkunjung ke Surabaya untuk melihat langsung kemandirian masyarakat di sana. "Kalau bingung produknya mau dijual ke mana, itu urusan saya," kata Risma.

Di Kabupaten Karo, Risma memberikan santunan kepada empat ahli waris korban meninggal dunia atas nama Agus Sumartono, Reza Damara, Rayhan, dan Riyan Piranda. Masing-masing menerima bantuan sebesar Rp15 juta. Kemudian santunan korban luka kepada satu korban luka sebesar Rp5 juta. Total nilai bantuan untuk Kabupaten Karo sebesar Rp353.113.849.

Selain itu, Kementerian Sosial juga menyalurkan bantuan berupa sembako, makanan anak, kids ware, selimut, tenda gulung, kasur, matras, dan tenda serbaguna. Dengan demikian total bantuan sebesar Rp513.081.567. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya