Ketum Muhammadiyah: Singkirkan Egoisme Kelompok

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir
Sumber :
  • Ist

VIVA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan saat ini bangsa Indonesia membutuhkan gotong royong bersama-sama dalam mengatasi tantangan. Termasuk di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Hadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah, Ini Kata Gibran

Dalam pidato resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah, Haedar berpesan agar masing-masing kelompok di Indonesia bersatu dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.

"Pandemi dan masalah negeri dapat diselesaikan secara simultan jika semua pihak bersatu dalam bingkai Indonesia milik bersama dan Bhineka Tunggal Ika," kata Haedar, Kamis 18 November 2021.

Wapres Gibran Sebut Kunci di Kabinet Merah Putih Ada di Muhammadiyah

Dia juga menekankan, agar mengesampingkan kepentingan sendiri dan kelompok, serta mengutamakan kepentingan bersama. Sebab jika masing-masing kelompok egois, maka Indonesia akan gagal dalam mengatasi masalah yang ada.

Utamakan Bangsa di Atas Kehendak Diri dan Kroni

Muhammadiyah Turun Langsung, Ikhtiar Cegah Kerusakan Lingkungan Dengan Langkah Ini

Syaratnya adalah utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan dan kehendak diri, kroni, golongan sendiri. Indonesia bisa gagal bangkit dan maju, jika bercerai berai dan silang sengketa dalam keangkuhan ananiyah hizbiyah atau egoisme kelompok.

Indonesia, kata Haedar, harus dibawa maju bersama dalam semangat persatuan Indonesia dan kepribadian bangsa. Kemajuan dan keunggulan Indonesia haruslah memiliki fondasi yang kokoh berlandaskan konstitusi, dasar negara Pancasila. Serta nilai-nilai luhur agama dan kebudayaan yang hidup dan mendarah daging dalam jatidiri bangsa.

"Kunci menghadapi pandemi dan menyelesaikan masalah negeri ialah tekad dan kesungguhan yang kuat disertai ketulusan, kejujuran, keterpercayaan, kecerdasan, keseksamaan serta langkah-langkah tersistem dan terfokus pada mencari solusi," ujar Haedar.

Jangan sampai, lanjutnya, masing-masing pihak egois dan melakukan langkah yang kontraproduktif. Selain itu, diharapkan juga para pihak tidak menimbulkan kegaduhan yang menambah permasalahan bangsa.

"Seraya menghindari sikap dan langkah yang serampangan, tidak prioritas, kontra produksi dan menimbulkan kegaduhan. Sungguh tidak ada kekuatan yang akan mampu menyelesaikan persoalan bangsa yang berat secara sendirian. Semua pihak mesti berkiprah proaktif dalam semangat kebersamaan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya