Volume Banjir Batu Pacitan Meningkat, Semeter Lagi Terjang Pemukiman

Banjir batu di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Sumber :
  • Pemkab Pacitan

VIVA – Warga Dusun Wonosari Desa Karangrejo, Pacitan, Jawa Timur, yang bermukim di dekat lokasi banjir batu mulai  merasa was was. Terjangan banjir batu susulan yang terjadi Rabu sore, 17 November 2021 sekitar pukul 18.00 Wib, sudah mendekati rumah warga.

Banjir Bandang Terjang Deliserdang, 4 Orang Tewas dan 2 Masih Hilang

"Terjadi longsor susulan sore tadi. Material banjir batu setinggi kurang lebih 5 meter yang membawa ribuan kubik lumpur dan batu sudah dekat rumah warga. Hanya tinggal berjarak 1 meter saja," kata Kateman warga Dusun Wonosari. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan meminta masyarakat untuk lebih waspada, terlebih pada waktu sore hingga malam hari ada potensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Longsor di Karo Sumut, 4 dari 10 Korban Tertimbun Ditemukan Meninggal Dunia

"Banjir batu bukit Gunung Parangan sudah semakin membahayakan. Jika hujan deras dan ada tanda-tanda terjadi longsor, masyarakat yang bermukim di hulu dekat lokasi banjir batu diimbau untuk mengungsi sementara waktu mencari tempat yang aman, kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo. 

Dari hasil monitoring yang dilakukan BPBD Pacitan, luncuran material banjir batu ini menunjukan peningkatan kerawanan yang menyebabkan banjir atau longsor susulan kembali terjadi karena curah hujan tinggi.

Beri Dukungan, Prabowo Yakin Andra Soni Mampu Perbaiki Hidup Warga Banten

Sebelumnya, banjir batu dari Bukit Parangan yang menerjang Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan, terjadi pada Senin (8/11) lalu, membuat akses jalan desa tertutup. BPBD bersama warga setempat bekerjasama membersihkan material lumpur dan batu yang menutup jalan sehingga bisa diakses lagi.

Debriz Flow

Banjir batu di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

Photo :
  • tvOne/Agung Wibowo

Dilansir dari laman BPBD Kabupaten Pacitan, banjir dan longsor batu bercampur lumpur yang menerjang Desa Karangrejo itu diakibatkan turunnya sedimen di bagian hulu sungai, sehingga lumpur menutup jalan. BPBD Pacitan mengimbau warga tidak mendekat alur sungai demi keselamatan.

Plt Direktur Pemetaan dan Evakuasi Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari menyebut fenomena banjir batu dengan debris flow. "Debris flow selama ini kita kenal dengan banjir bandang, tapi sebenarnya bukan banjir bandang," ucapnya, dikutip dari Antara. 

Abdul menjelaskan debris flow adalah aliran yang berkecepan tinggi berisi batu-batu gunung dari atas ke bawah yang memiliki daya rusak besar. Biasanya, peristiwa tersebut terjadi di kawasan bukit batu atau gunung dengan lereng yang sangat curam dan memiliki banyak sebaran batuan lava yang tidak saling terikat dengan kuat antara satu dengan yang lain.

Debris flow juga rawan terjadi di daerah yang lembab dan memiliki vegetasi yang jarang. Adapun ciri dari debris flow ini adalah terdapat batuan besar, batuan yang terbawa berdiameter lebih dari 1 meter, dan endapan sedimennya relatif tebal.

Sementara itu, banjir bandang terjadi di kawasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kawasan rawan debris flow, dengan karakteristik material bawaan biasanya berupa pohon-pohon.

Laporan: Agus Wibowo/tvOne Pacitan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya