5 Kontroversi Letjen Dudung, KSAD Pengganti Jenderal Andika

Letjen TNI Dudung Abdurachman
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hari ini. Dudung menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga akan dilantik sebagai Panglima TNI.

Nama Dudung dalam belakangan ini memang menarik perhatian publik sejak menjabat Panglima Kodam Jaya (Pangdam) Jaya hingga menjabat sebagai Pangkostrad.

Dirangkum VIVA, ada beberapa peristiwa menghebohkan yang melibatkan jenderal TNI kelahiran Bandung 16 November 1965 tersebut. Berikut diantaranya:

1. Mau Bubarkan FPI dan Copot Baliho Habib Rizieq

Pernyataan Dudung soal mau bubarkan FPI ini diucapkan saat dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Hal itu disampaikan pada 20 November 2020 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.

Saat itu Dudung bersama Kapolda Metro Jaya yang masih dijabat Irjen Nana Sudjana berkomentar mengenai baliho FPI yang dicopot oleh anggota TNI.

Dia menambahkan, setiap orang yang tinggal dan hidup di negara republik Indonesia harus mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang ada. Termasuk kelompok ormas islam sekali pun, lanjutnya, harus tetap mematuhi ketentuan hukum yang berlaku di republik ini.

Karangan bunga untuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman

Photo :
  • VIVA.co.id/Kenny Putra

"Siapa pun di republik ini, ini negara hukum, maka semua harus taat kepada hukum. Pasang baliho ada aturannya ada bayar pajaknya. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan paling benar, tidak ada itu. Jangan coba-coba. Kalau perlu FPI Bubarkan saja," kata Dudung.

Tak lama setelah itu, Dudung meralatnya. Dia mengatakan jika TNI tidak bisa membubarkan FPI. "Kan saya sampaikan kalau perlu, kalau perlu bubarkan kan, begitu kan FPI itu. Kalau Pangdam TNI tidak bisa membubarkan. Itu harus pemerintah kan," ujar Dudung.

Masih menjabat sebagai Pangdam, Dudung juga pernah mengatakan jika dia memerintahkan anak buahnya untuk mencopot semua baliho yang bergambar muka Habib Rizieq Shihab di jalanan. Diketahui baliho tersebut dipasang dalam rangka menyambut Habib Rizieq tiba di Indonesia.

"Iya itu perintah saya, Satpol PP menurunkan dinaikkan lagi, itu perintah saya," kata Dudung.

2. Sebut Semua Agama Benar

Dalam arahan yang diberikan Pangkostrad kepada jajarannya, dia mengingatkan kepada para prajurit agar cermat dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial.

Pangkostrad meminta jajarannya tidak mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi oleh berita hoax, hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.

VIVA Militer: Pangkostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman

Photo :
  • Instagram/@penkostrad

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.  Karena semua agama itu benar di mata tuhan," kata Pangkostrad.

Pernyataan Dudung disentil oleh Ketua MUI KH Cholil Nafis. Dia menyebut menilai pernyataan 'semua agama benar' yang diucapkan Pangkostrad bisa jadi dalam konteks kedudukan agama dalam bingkai Pancasila untuk hidup bersama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

"Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan," kata Kiai Cholil Nafis dikutip dari akun twitternya, Rabu, 15 September 2021.

3. Hilangnya Patung Tokoh G30S PKI

Pangkostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman mengaku tidak pernah memerintahkan untuk menghilangkan patung tokoh nasional G30S di markas Kostrad yang digagas oleh Presiden Soeharto.

“Tidak ada sama sekali perintah dari saya, itu tidak ada. Tidak ada keinginan Kostrad,” kata Dudung dikutip dari akun YouTube Radio Elshinta pada Jumat, 1 Oktober 2021.

Pada 30 Agustus 2021, Dudung mengatakan ada mantan Pangkostrad Letjen TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution datang ke kantornya. Saat itu, Letjen Azmyn bertugas kurang lebih satu tahun dan punya unek-unek yang mengganjal dalam hidupnya sampai sekarang yakni membuat patung.

“Menurut ajaran agama Islam membuat patung itu diharamkan tidak boleh. Oleh karena saya memohon kepada pak Dudung, hampir meneteskan air mata. Saya sudah tua pak Dudung, saya tidak mau nanti meninggal masuk neraka,” ujar Dudung menirukan permintaan Azmyn.

VIVA Militer: Panglima Komando Daerah Jayakarta, Mayjen Dudung Abdurachman

Photo :
  • Kodam Jaya

Kemudian kata Dudung, Letjen Azmyn mengungkap kegelisahannya bahwa patung-patung besar yang dibuatnya itu mengganjal kehidupannya. Ada tiga patung tokoh nasional yakni Jenderal Soeharto, Jenderal AH Nasution dan Sarwo Edi.

“Mohon patung itu akan saya tarik dan saya musnahkan di museum,” kata dia.

Dari situ Dudung memanggil stafnya yakni Irkostrad dan Kaskostrad untuk konsultasi mengenai rencana penarikan patung tokoh nasional oleh Letjen Azmyn. Akhirnya, Dudung mengabulkan permintaan Letjen Azmyn sang pembuat patung untuk menariknya.

“Saya katakan kalau yang membuatnya sesepuhnya terdahulu dan itu merupakan sejarah yang dulu dibuat sesepuhnya, pasti akan saya larang. Karena Beliau yang membuat secara pribadi bukan kedinasan maka dipersilakan. Kalau nanti institusi membuat lagi, saya rasa tidak masalah. Akhirnya saya persilakan untuk diambil dan dilaksanakan hari itu juga. Jadi patung itu demikian proses pengambilan,” ucapnya lagi soal penarikan patung-patung itu.

4. Jadi Korban Hoax

Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengungkap sejumlah konten video hoax yang di-upload Direktur TV Swasta Lokal BSTV, AZ. Video di-upload di akun YouTube-nya, Aktual TV.

Dalam membuat konten YouTube, AZ dibantu dua tersangka lain yaitu M dan AF. Mereka membuat konten bernada provokatif mengandung unsur adu domba untuk memecah sinergitas TNI-Polri. Beberapa di antaranya berjudul 'Gabungan POM TNI & Propam Segel Rumah Dudung Abdurrahman' dan 'Purn. TNI Turun Gunung Kerahkan Prajurit Kepung Mabes Polri'.

VIVA Militer: Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman

Photo :
  • Pen Kodam Jaya
Jelang Pilkada, Danrem 151/Binaiya Sampaikan Pesan Penting Jenderal Maruli ke Anak Buah

"Ini Adu domba di era digital, menimbulkan keonaran dalam rangka mencari keuntungan pribadi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di Markas Polda Metro Jaya, Jumat 15 Oktober 2021.

AZ menyebar konten hoax itu guna meraup keuntungan. Selama delapan bulan menyebar konten hoax, AZ bersama dua tersangka lain memperoleh miliaran rupiah. Keuntungan didapat dari AdSense YouTube. Total ada 765 konten video hoax yang telah diunggah mereka.

KSAD Jenderal Maruli: TMMD Tahun 2024 Berhasil Capai Target Sasaran

"Dari hasil pemeriksaan mereka ternyata meng-upload konten ini dengan tujuan materi. Dalam kurun waktu delapan bulan mereka mendapatkan AdSense YouTube Rp1,8 sampai Rp2 miliar," ucapnya.

5. Diboikot Habib Rizieq

Tampil Beda, Budi Gunawan Pakai Topi Jenderal Bintang 4 di Retreat Kabinet Merah Putih

Beredar pesan berantai seruan mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab supaya memboikot Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran dan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman.

Sebab, keduanya dituduh diduga terlibat dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pengacara Habib Rizieq Shihab, Ichwan Tuankotta membenarkan adanya pesan berantai seruan Habib Rizieq tersebut.

“Iya betul,” kata Ichwan saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa, 9 November 2021.

VIVA Militer: Pangkostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman

Photo :
  • Instagram/@penkostrad

Menurut dia, pesan itu disampaikan Habib Rizieq ketika tim kuasa hukum membesuknya di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri pada Kamis pekan lalu.

“Hari Kamis minggu lalu, saat tim kuasa hukum menjenguk beliau di Bareskrim Mabes Polri,” ujarnya.

Dalam pesan yang beredar, Habib Rizieq menyerukan umat Islam memboikot Letjen Dudung dan Irjen Fadil lantaran diduga terlibat kasus pembunuhan terhadap enam orang mantan Laskar FPI di Kilometer50 Tol Jakarta-Cikampek pada Desember 2020. Saat itu, Letjen Dudung masih menjabat sebagai Pangdam Jaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya