Hasil Swab 60 Persen Siswa di Malang Negatif, Jam PTM Akan Ditambah
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya.
VIVA – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) rutin melakukan swab antigen acak. Tes cepat deteksi COVID-19 ini menyasar para guru atau tenaga pengajar, dengan siswa yang telah mendapat persetujuan orangtua.Â
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengatakan, dari total 13 ribu guru dan 45 ribu pelajar SD dan SMP, sekitar 60 persen telah menjalani swab antigen. Dari jumlah itu semuanya dinyatakan negatif dari COVID-19.Â
"Sejauh ini 60 persen hasilnya alhamdulillah tidak ada yang positif COVID-19. Tapi untuk pelajar tidak semua (swab) karena harus persetujuan orang tua," kata Suwarjana, Selasa, 16 November 2021.
Disdikbud Kota Malang pun berencana menambah jam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa SD dan SMP. Tetapi Disdikbud terlebih dahulu akan melakoni survei. Jika mayoritas orangtua setuju dengan penambahan jam PTMÂ maka akan diberlakuan sejak akhir November 2021 ini.
"Mungkin akhir November. Itu satu setengah jam (tambahan waktu). Jadi sampai jam 13.00 WIB. Ini untuk kelas 4, 5 dan 6 (SD) 7, 8 dan 9 (SMP). Kita berikan kepada orang tua biar mereka memilih tambah atau tetap," ujar Suwarjana.
Swab Antigen
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif mengungkapkan, stok alat swab antigen untuk pelajar dan guru di Kota Malang masih tersisa sekira 13 ribu alat.Â
Dinkes berharap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 terus digencarkan agar PTM tetap berjalan lancar. Lalu mereka juga menunggu petunjuk teknis dari pusat terkait vaksin sinovac bagi pelajar di bawah 12 tahun.
"Di sekolah sekitar 13 ribu (alat swab). Ini terus berjalan dengan koordinasi Disdikbud. Ini kita menunggu dari pusat. Kalau iya, kita langsung ke sekolah-sekolah. Rencananya pakai Sinovac (jenis vaksin anak di bawah 12 tahun)," ujar Husnul.