Belum Mau Ada Juru Bicara, Jokowi: Diri Sendiri Saja

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA – Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya belum mau ada Juru Bicara untuk saat ini. Terakhir Juru Bicara Presiden ialah Fadjroel Rachman yang belum lama ini dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

"Belum (ada nama). Diri sendiri saja," kata Jokowi di Jakarta Selatan, Kamis 11 November 2021.

Jokowi hanya singkat ketika ditanya wartawan soal posisi Juru Bicara. Sekadar catatan, sebelum Fadjroel, Presiden Jokowi di masa pemerintahannya periode pertama punya Juru Bicara yakni Johan Budi. Johan dulu dikenal sebagai Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kemudian terpilih sebagai Anggota DPR dari PDI Perjuangan.

Jokowi Dukung RK, Hasto: Justru Dapat Reaksi Negatif dari Publik, Pramono Bisa Menang 1 Putaran

Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo di Sidang Tahunan MPR DPR RI

Photo :
  • VIVA/Sopian/Pool

Baca juga: Hadir di GIIAS, Para Menteri Pakai Mobil Mewah Harga Miliaran

Analisis Pakar Politik soal Pengaruh Dukungan Jokowi terhadap Ridwan Kamil

Diberitakan sebelumnya, Johan yang punya nama lengkap Johan Budi Sapto Pribowo menjelaskan sebenarnya kebutuhan akan juru bicara itu tergantung Presiden sebagai user. Kata Johan, apakah nanti untuk ke publik langsung oleh Presiden, atau melalui tiga pilarnya yakni KSP, Menteri Sekretaris Negara, dan Sekretaris Kabinet.

"Tapi pesan saya jangan semua bicara mewakili Pak Jokowi. Yang di lingkaran Istana ditunjuk saja salah satu kalau butuh jubir ditunjuk jubir. Kalau berkaitan sama cukup diwakili satu diantara tiga itu juga bisa," kata Johan Budi, kepada VIVA, Selasa 26 Oktober 2021. 

Jangan Semua Mengatasnamakan Presiden

Butuh satu orang yang bisa mengatasnamakan Presiden. Ini yang menurut Johan penting. Tidak semua orang berbicara dengan membawa nama Presiden. Menurutnya, akan berbahaya jika semua berbicara mewakili Presiden Jokowi tetapi tidak sama atau berbeda pernyataan. Maka ini yang bisa menimbulkan persepsi lain di publik.

"Perlu disamakan, jangan nanti beda-beda. belum deputi di KSP juga bicara. Sekarang kan deputi itu juga ngomong, semua ngomong. Kalau sama enggak apa-apa, tapi yang jadi masalah kalau omongannya beda-beda," kata dia. 

Johan menjelaskan, orang yang menatasnamakan Presiden Jokowi apakah itu sebagai jubir nantinya, harus mewakili sikap Presiden. "Yang itu melekat Pak Jokowi, gimana bisa ngomong kalau ketemu saja jarang," kata dia.

Apalagi kerja Presiden sangat dinamis. Berbagai topik persoalan harus disuarakan ke publik. Bukan saja menyangkut kinerja. Bahkan tentang pribadi seorang Jokowi sekalipun. 

"Dan yang disampaikan harus sama dan sebangun dengan kemauan Pak Presiden Jokowi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya