Pemkot Malang Maksimalkan Kentongan untuk Antisipasi Banjir Bandang
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Sekitar 625 kepala keluarga di Kota Malang terdampak banjir bandang di Daerah Aliran Sungai Brantas pada Kamis, 6 November 2021. Sekitar 1.100 jiwa terpaksa mengungsi, sebab rumah mereka terendam air banjir bandang kiriman dari Kota Batu.Â
"Total jumlah KK yang terdampak kurang lebih 625-an, itu dari jumlahnya sampai antara 1.100-an jiwa. Itu di Kampung Putih, Jatimulyo, Kota Lama, sama di Polehan jadi 4 titik," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Senin, 8 November 2021.
Sutiaji mengatakan, saat banjir bandang terjadi ratusan warga Kota Malang harus mengungsi di Taman Rekreasi Senaputra. Para pengungsi ini baru pulang Senin tadi. Mereka pulang untuk kembali membersihkan rumah masing-masing pasca terjangan banjir bandang.Â
Sebagai antisipasi ke depan, Pemkot Malang menyiapkan kentongan sebagai alat tabuh ketika debit air DAS Brantas meninggi. Nantinya, wilayah Kota Malang yang daerahan merupakan dataran tinggi akan mengirim sinyal lewat kentongan dan diteruskan hingga daerah yang memiliki dataran paling bawah.Â
"Maka saya minta teman-teman kalau rumahnya sudah dibersihkan bisa kembali. Tapi tetap ada satgas yang komando, makannya ada kentongan itu. Jadi saya instruksikan yang komando itu BPBD kepada masing-masing Kelurahan dan Kecamatan. Nanti curah hujan disana demikian (debit) maka ketika itu tinggi maka kita harus siap untuk segera evakuasi," ujar Sutiaji.
Sutiaji mengungkapkan, para warga terdampak yang mengungsi diperbolehkan pulang karena ada beberapa alasan. Pertama psikologi warga, kedua protokol kesehatan tentu saat berada di pengungsian susah untuk penerapanya.Â
Langkah selanjutnya adalah menginventarisir kebutuhan. Saat ini di posko pengungsian menumpuk bahan baku sembako. Seperti beras dan sebagainya. Beberapa pengusaha mulai merencanakan bantuan lainnya di luar sembako. Seperti alat sekolah hingga bahan bangunan.Â
"Ada pengusaha telepon untuk menyumbang saya katakan sebentar saya inventarisir. Tentu yang nanti akan kita lakukan, contoh seperti alat kesehatan, yang kedua ATK (alat tulis kantor) karena banyak buku-buku yang hanyut, terus seragam sekolah juga hanyut," tutur Sutiaji.