BMKG: 13 Daerah Berpotensi Banjir Tiga Hari ke Depan

Hujan deras (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode sepekan ke depan (5-11 November 2021) secara umum dapat berpotensi terjadi di 34 provinsi di Indonesia. 

Terobos Banjir, Remaja Perempuan di Sumbawa Barat Hanyut Terbawa Arus Sungai

"Sehingga kewaspadaan secara umum potensi cuaca ekstrem perlu ditingkatkan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Sabtu, 6 November 2021. 

Untuk periode 3 (tiga) hari ke depan (5-7 November 2021), berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak, provinsi yang berpotensi dampak banjir dan banjir bandang dengan kategori siaga adalah sebagai berikut:

Tinggi Gelombang Laut Banten Diprakirakan Capai 2,5 Meter, Nelayan Diminta Waspada

1. Jambi
2. Sumatera Selatan
3. Kepulauan Bangka Belitung
4. Lampung
5. Banten
6. DKI Jakarta
7. Jawa Barat
8. Jawa Tengah
9. Jawa timur
10. Kalimantan Barat
11. Kalimantan Selatan
12. Kalimantan Timur
13. Kalimantan Tengah

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan, terjadi hujan intensitas lebat-sangat lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang. 

BPBD Jakarta Keluarkan Peringatan Dini, Banjir Rob Berlangsung hingga Awal 2025

"Yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," katanya 

Ilustrasi banjir

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Lantaran itu, pada saat musim hujan, Guswanto meminta pihak-pihak terkait melakukan persiapan antara lain, memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air/drainase tidak tersumbat/lancar. 

Kemudian, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.

"Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif," katanya. 

Dalam menghadapi hidrometeorologi, ia meminta kepada semua pihak untuk lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Selanjutnya, menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya