Kota Batu dan Alor Selatan Banjir Bandang, Ini Penjelasan BMKG
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait bencana hidrometeorologi yaitu banjir bandang, di Kota Batu, Jawa Timur, dan Kabupaten Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Sebagaimana yang telah diprediksi oleh BMKG, Oktober lalu, curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia akan semakin meningkat di bulan November ini. Hal itu sejalan dengan menguatnya La Nina dan Monsun Asia, yang dapat disertai dengan terjadinya berbagai fenomena labilitas atmosfer yang bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat.
"Hal tersebut berpotensi makin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, di Jakarta, Sabtu, 6 November 2021.
BMKG terus mengingatkan, perlunya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang menuntut kesiapsiagaan berbagai pihak dan masyarakat untuk menghadapi, mengurangi risiko, bahkan sedapat mungkin mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut.
Fakta menunjukkan, tiga hari terakhir terjadi bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya banjir di wilayah Kecamatan Alor Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada 3 November 2021 yang menyebabkan lahan persawahan dan pemukiman penduduk terendam.
Kemudian, kejadian banjir bandang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu-Malang, Provinsi Jawa Timur yang terjadi pada tanggal 4 November 2021, serta beberapa wilayah lainnya yang mengalami curah hujan tinggi.
"Bencana hidrometeorologi di wilayah Alor dan Kota Batu tersebut secara umum turut dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem," ujarnya.
Curah Hujan
Ia menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Alor menunjukkan bahwa kejadian bencana banjir di wilayah tersebut, secara umum turut dipicu oleh adanya curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat/petir. Curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam.
"Kondisi cuaca ekstrem di wilayah Alor dipicu oleh pertumbuhan awan hujan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dan merata sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi yang cukup lama," ujarnya.
Sementara itu berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu-Malang pada 4 November 2021 termasuk kategori sangat lebat, dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran jam 13.55 - 16.05 WIB).
"Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan dengan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu-Malang," tuturnya.
UPT BMKG di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur telah memberikan informasi peringatan dini, terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua wilayah provinsi tersebut.
Lebih lanjut, kata dia, diseminasi atau penyebaran informasi soal potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah didiseminasikan sejak 2 hari sebelumnya. Kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian di kedua wilayah tersebut.
Koordinasi dan diseminasi kepada pihak stakeholder terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat.