Lulusan Vokasi Diharap Ubah Masalah Masyarakat jadi Peluang Bisnis
VIVA – Lulusan perguruan tinggi vokasi di Tanah Air dinilai punya peluang besar jadi social-entrepreneur. Segala permasalahan di masyarakat dirasa bisa jadi peluang bisnis bagi lulusan vokasi yang dibekali ilmu kewirausahaan.
Kewirausahaan diharapkan mampu menjadi satu dari sekian solusi untuk mengatasi persoalan tenaga kerja di Indonesia. Co-Founder & Partnership Director IDVolunteering Putri Agustina mengatakan, kewirausahaan tidak sekadar mencari untung, tapi bisa menjawab permasalahan di masyarakat.
Hal itu dikatakan dalam diskusi yang digelar Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kata dia, untuk menemukan ide di bidang sociopreneurship, lulusan vokasi harus punya empati terhadap masyarakat dan mewujudkan empatinya.
“Kita masuk ke masyarakat. Dari situ kita bisa dapat ide untuk membuat usaha sosial,” ujar Putri kepada wartawan, Jumat 5 November 2021.
Bentuk kewirausahaan sendiri makin beragam, termasuk social-entrepreneur (sociopreneur). Konsep sociopreneurship adalah menggabungkan konsep bisnis dengan isu sosial. Dengan banyaknya inspirasi dari sociopreneur muda yang sukses diharapkan makin banyak lulusan dari pendidikan vokasi yang minat jadi wirausaha sekaligus mampu menyelesaikan permasalahan sosial melalui keilmuan, keterampilan, serta kompetensi yang didapat selama menempuh studi.
Dalam membangun sociopreneurship, insan vokasi disebut harus punya karakter pantang menyerah karena banyak tantangannya. Founder Dreamdelion dan Career Class Alia Noor Anoviar menambahkan saat membangun Dreamdelion, yayasan yang bergerak dalam bidang program pemberdayaan masyarakat, dia bisa saja menyerah jika mengikuti egonya. Selain pantang menyerah, insan vokasi disebut pun harus punya karakter sabar. Menurutnya, kadang ada pihak yang perlu dibantu, tapi tidak mau dibantu.
“Kita harus kreatif dan supel. Ketika kita membangun program untuk masyarakat hal yang terpenting adalah bisa melibatkan semua stakeholder agar mau bekerja sama dengan kita,” kata Alia menambahkan.
Baca juga: Sosok yang Bikin 50 Orang Asal Indonesia Bisa Bekerja di Hungaria