NIK KTP Sudah Bisa Jadi NPWP, Kapan Mulai Berlaku?

Ilustrasi KTP
Sumber :
  • VIVA/Agus Setiawan

VIVA – Nomor Induk Kependudukan (NIK) di KTP telah resmi menjadi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi menandatangani Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) menjadi Undang-Undang (UU) pada tanggal 29 Oktober 2021 lalu. Sekarang NIK KTP sudah bisa jadi NPWP, kapan pemberlakuannya?

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Pemberlakuan NIK KTP bisa Jadi NPWP Masih Lama

Ilustrasi/Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)

Photo :
  • U-Report
Mudah dan Cepat! Cara Mengecek NIK KTP untuk Bantuan PKH 2024

Diketahui bahwa penggabungan NPWP ke dalam NIK bagi wajib pajak orang pribadi ternyata baru diberlakukan pada tahun 2023. Artinya, semua aktivitas yang menggunakan NPWP masih berlaku seperti biasa. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo dalam Sosialisasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) beberapa waktu yang lalu. Kini pihaknya sedang membangun system informasinya.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan masyarakat DJP Hestu Yoga Saksama mengungkapkan, penambahan NIK menjadi NPWP kemungkinan bisa terdapat dua pola yang berbeda. Pertama, dengan pola masyarakat mendaftarkan sendiri di Kantor Perwakilan Pajak (KPP) terdekat untuk diaktifkan NIK-nya. Kedua, diaktifkan secara otomatis oleh DJP dengan mempertimbangkan beberapa ketentuan.

Pemerintah Terapkan Kenaikan PPN 12 Persen dengan Asas Keadilan dan Gotong Royong

Nantinya, wajib pajak yang diaktifkan secara langsung akan mendapatkan notifikasi bahwa NIK pengguna adalah sebagai NPWP yang aktif, sehingga harus melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Tak Semua Orang Wajib Pajak

Yoga juga mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena tidak semua yang punya NIK harus menjadi wajib pajak atau membayar pajak. Karena, kewajiban perpajakan tergantung dari adanya kewajiban subjektif dan juga objektif.

Sebagai gambaran, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar Rp4,5 juta per bulan atau Rp54 juta per tahun, itu tidak dikenakan pajak. Artinya, yang dikenakan pajak adalah penghasilan di atas PTKP tersebut. Jika masyarakat atau pekerja berpenghasilan lebih dari PTKP, misal dengan gaji Rp4,6 juta ke atas sudah pasti dikenakan pajak setiap tahunnya meski tarifnya tidak sebesar orang kaya.

Selain itu, para pedagang yang usahanya dijalankan sendiri atau UMKM orang pribadi, juga tidak perlu membayar pajak. Seperti para pedagang warteg, warung kopi dan warmindo dengan syarat omset tidak lebih dari Rp500 juta per tahun.

Ilustrasi pembayaran QRIS.

Banyak Khawatir Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12 Persen, Ini Penjelasan Ditjen Pajak

Banyak pihak khawatir bahwa pembayaran menggunakan QRIS juga akan dikenakan tambahan 12 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024