Rektor UNS 'Hilang' Pasca Tragedi Diklatsar Menwa, Ini Penyebabnya

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Teka-teki keberadaan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho yang seolah menghilang pasca kasus meninggalnya mahasiswa bernama Gilang Endi Saputra yang mengikuti Diklatsar Menwa UNS, terjawab sudah. Ternyata sang rektor sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan hingga hari ini masih menjalani proses penyembuhan.

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Saat ditemui wartawan di kediaman pribadinya, kondisi Jamal tampak masih lemah. Wajahnya masih tampak pucat lantaran menahan rasa sakit. Sedangkan untuk bangkit dari tempat duduk harus dibantu. Untuk berjalan langkahnya pun terlihat pelan dan tak segesit biasanya ketika belum sakit.

Jamal mengaku baru beberapa hari yang lalu diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit (RS) UNS Surakarta setelah menjalani perawatan. 

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

Baca juga: Catat, Ini Hotline Aduan Polisi Lalu Lintas yang ‘Nakal’ di Jalan

Lantas, ia pun mengungkapkan saat adanya kejadian meninggalnya mahasiswa D4 Program Studi (Prodi) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS mengikuti Diklatsar Menwa UNS, dirinya masih tergeletak di rumah sakit.

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

“Pada tanggal 24 Oktober ada peristiwa itu (meninggalnya peserta Diklatsar Menwa UNS), saya masih di rumah sakit dan baru kembali beberapa hari yang lalu,” kata dia dengan nada pelan saat ditemui di rumah pribadinya di kawasan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu, 3 November 2021.

Dalam kemunculannya yang pertama pasca tragedi diklatsar itu, Jamal turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS pada 24 Oktober 2021. 

Adanya kejadian tersebut, Rektor UNS sangat menyesalkan dan mengutuk kegiatan diklatsar yang menyebabkan jatuhnya korban tewas. “Peristiwa itu tidak boleh terulang kembali di Universitas Sebelas Maret,” harapnya.

Dengan meninggalnya peserta Diklatsar Menwa UNS itu, Jamal menegaskan sikap UNS sangat jelas, yakni sangat mendukung pengusutan dan penyelesaian kasus tersebut karena ada tindak pidana kekerasan. Oleh sebab itu, UNS menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus itu kepada pihak Satreskrim Polresta Solo.

Penyidik Kepolisian Resor Kota Solo, Jawa Tengah, mendatangai dan menggeledah Markas Resimen Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa, 2 November 2021, untuk penyelidikan kasus kematian seorang mahasiswa.

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

“Kami juga sangat kooperatif dengan aparat penegak hukum khususnya kepolisian di dalam upaya melakukan pengusutan secara tuntas yang dilakukan oleh Polresta Solo. Dalam hal ini tentu proses yang dilakukan dalam tahap penyelidikan maupun penyidikan, kami dorong dan kami dukung sepenuhnya dengan akuntabel, transparan dan profesional,” tegasnya.
 
Menurut Jamal, bentukan dukungan dan kooperatif itu diwujudkan dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada tim penyidik Polresta Solo untuk memperoleh dokumen-dokumen yang diperlukan demi pengusutan kasus tersebut.  
Tak hanya itu, pihaknya juga mengizinkan penyidik untuk memerikan lokasi-lokasi di lingkungan UNS yang relevan.

“Termasuk di dalamnya adalah melakukan pemeriksaan di lokasi-lokasi di UNS yang ada korelasi dan relevan dengan kasus yang menimpa almarhum Gilang Endi Saputra. Termasuk di dalamnya memanggil pihak yang terkait, baik itu panitia, peserta, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang mempunyai relevansi dengan kasus itu,” ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya