Buntut Penembakan Satpam, 16 Kecepek Suku Anak Dalam Jambi Disita
- VIVA/Syarifuddin Nasution (Jambi)
VIVA – Konflik antara satpam perusahaan sawit PT PKM dengan orang rimba atau suku anak dalam (SAD) tengah diproses pihak kepolisian. Mereka sempat saling serang hingga mengakibatkan tiga orang satpam ditembak di bagian tangan dan kaki hingga mengalami luka cukup serius.
Kejadian itu terjadi di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Kasus ini menjadi perhatian khusus instansi publik khususnya di Provinsi Jambi dan Polda Jambi. Sesaat setelah kejadian, Polda Jambi pun langsung turun ke lokasi kejadian demi kemanan masyarakat dan karyawan perusahaan sawit.
Wakapolda Jambi, Brigjen Pol Yudawan Roswinarso saat dikonfirmasi mengatakan, tim anggota Polda Jambi sudah di lokasi kejadian penembakan, .
"Tim personel gabungan Polda Jambi sudah di lokasi kejadian demi menjaga keamanan agar tidak terjadi lagi keributan," ujarnya Selasa 2 November 2021.
Yudawan mengakan, di lokasi kejadian, Wadirkrum Polda Jambi, AKBP Trisaksono Puspo Aji juga berkunjung ke beberapa rumah warga SAD. Pihak kepolisian meminta agar SAD atau orang rimba menyerahkan kecepek atau senjata api laras panjang mereka. SAD yang mengetahui itu pun langsung antusias menyerahkan senjata api mereka secara sukarela.
"Kalau terhitung dari paska kejadian jumat, 29 oktober 2021 dan minggu 31, oktober 2021 sampai selasa, 2 november 2021 ada sebanyak 16 senjata api kecepek laras panjang diamankan. Saat ini terus ditelusuri oleh pihak tim gabungan anggota Polda Jambi ke warga SAD," jelasnya.
Yudawan menyebutkan, terkait ditembaknya anggota satpam, pihak Polda Kambi, masih mencari pelaku penembakan. Belum diketahui siapa pelakunya. Hal itu lantaran pelaku langsung lari kedalam hutan setelah menembaki satpam.
Pihak kepolisian juga telah mencari solusi dengan cara mengundang Komunitas Konservasi Indonesia Warsi dan Walhi untuk menjembatani pembicaraan dengan pihak SAD.
"Kita belum tentukan hukuman apa yang dibuat kepada pelaku SAD karena pelaku saat ini kabur ke dalam hutan yang jaraknya bisa mencapai 8 jam. Namun tetap diselidiki sambil bersosialiasi kepada masyarakat SAD," terangnya.
Yudawan menyampaikan, saat ini tiga pasien yang kena luka tembak sudah dirawat di Rumah Sakit Bangko, Merangin dan satunya sudah dibawa kerumah sakit Kota Jambi karena lebih dekat dengan pihak keluarga korban.
"Kalau tiga pasien satpam yang kena luka tembak, saat ini terus dirawat intensif dan tim penyidik juga sudah memeriksa saksi-saksi aske kejadian penembakan," katanya.