La Nina Mengancam Indonesia dan Ketahanan Pangan
- bbc
Selain Kabupaten Sintang, banjir juga melanda tiga kabupaten lainnya di Kalimantan Barat - Melawi, Sekadau, dan Sanggau. Di Kabupaten Sanggau, 1000 rumah warga terendam banjir menyusul hujan deras pada Senin (25/10) yang mengakibatkan sungai Kapuas meluap, menurut BNPB.
Menurut data BMKG, pada penghujung Oktober beberapa daerah sudah memasuki musim hujan, sementara lainnya masih mengalami pergantian musim (pancaroba).
BMKG memprakirakan bahwa pada awal November, hujan berintensitas sedang hingga lebat akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan, sebagian besar pulau Jawa, Kalimantan bagian tengah dan barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Papua.
Adakah pengaruh perubahan iklim?
Perubahan iklim telah membuat fenomena La Nina menjadi semakin sering dan intensitasnya semakin tinggi, kata Dodo Gunawan dari BMKG.
Menurut Dodo, berdasarkan data, pada tahun `80-an kejadian antara La Nina atau El Nino (Elso) terjadi dalam rentang waktu yang cukup besar, yaitu 2-7 tahun.
"Sekarang ini frekuensinya menjadi relatif lebih sering, 3-5 tahun terjadi La Nina atau El Nino," ujarnya. Kejadian dengan intensitas moderat hingga kuat itu dapat terjadi lebih sering, ia menambahkan.
La Nina terjadi ketika angin pasat (trade wind) berembus lebih kuat dari biasanya di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, mendorong massa air hangat ke barat sampai ke Indonesia.
Dodo menjelaskan, pemanasan global telah membuat laut menjadi semakin hangat. Dampaknya merembet ke aspak-aspek cuaca yang lain.