Ratusan Bendungan Dikosongkan Antisipasi Badai La Nina

Ilustrasi: Pemandangan bendungan Sutami untuk pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karangkates di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, 21 Juni 2019.
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa aparaturnya mengosongkan 205 bendungan dengan total volume tampung 4,7 miliar meter kubik untuk mengantisipasi badai La Nina.

8 Langkah Antisipasi Bencana Badai yang Harus Anda Lakukan

Basuki telah mendengarkan prediksi BMKG bahwa pola hujan pada akhir 2021 dan awal 2022 dipengaruhi oleh La Nina. Untuk itu Kementerian PUPR melakukan langkah-langkah untuk menghadapi badai La Nina 2021.

"Kita melaksanakan standar operasional prosedur siaga bencana. Pertama, sebanyak 205 bendungan dengan volume tampung sebesar 4,7 miliar meter kubik, mengosongkan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran, contohnya di Bendungan Bilibili, Bendungan Batu Tegi, dan Bendungan Jatiluhur," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimujono dalam Rapat Koordinasi Nasional Antisipasi La Nina secara daring di Jakarta, Jumat, 29 Oktober 2021.

RK Pamer Bendungan Ciawi Atasi Banjir Jakarta, Dharma Pongrekun: Semoga Proyeknya Tidak Dikorupsi

Dia juga siap mengaktifkan pertama kali Satgas Penanggulangan Bencana di pusat untuk memantau semua infrastruktur yang ada di Indonesia agar bisa mengetahui volume banjir yang dapat ditampung.

"Kita saat ini memiliki 231 bendungan ditambah beberapa bendungan baru dan Kementerian PUPR telah menghitung berapa daya tampung banjir di bendungan tersebut," katanya.

Ridwan Kamil soal Bendungan Sukamahi dan Ciawi: Saya Tolong Jakarta untuk Kurangi Banjir

Indonesia kini, katanya, memiliki 12 kolam retensi dengan volume tampung 6,8 juta meter kubik, bendung gerak dengan volume tampungan 65,8 juta meter kubik dan membuka seluruh pintu pengeluaran, contohnya di kolam retensi Nipa-Nipa di Sulawesi Selatan.

Kemudian 12 bendung karet dengan volume 7,3 juta meter kubik dengan cara mengempeskan bendung itu, contohnya di bendung karet Tirtonadi di Solo. Dengan demikian, ketika banjir, air bisa terus mengalir ke bendung itu dan akan ditutup saat akhir musim hujan untuk ditampung buat musim kemarau.

"Kita juga membuka terowongan pengendali banjir seperti di Terowongan Nanjung Sungai Citarum dan Sodetan Cisangkuy supaya menghindarkan banjir di Baleendah," katanya.

Foto udara bendungan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Selain itu Kementerian PUPR juga menyiapkan pengoperasian 192 unit pompa pengendali banjir dengan kapasitas kapasitas 263,4 meter kubik /detik, melakukan uji operasi dan menyiapkan bahan bakarnya seperti di Pompa Pengendali Banjir Kali Sringin, dan Pompa Pengendali Banjir Kali Tenggang.

Kementerian PUPR sedang membangun 39 bendungan, dengan adanya prediksi La Nina maka Kementerian PUPR juga harus berhati-hati supaya tidak terjadi kecelakaan konstruksi dalam pembangunan bendungan ini.

"Kami menempatkan petugas di hulu coffer dam 5-10 km untuk mengamati pola debit air yang akan masuk ke sungai yang sedang dibangun bendungannya," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, Kementerian PUPR menginventarisasi bahan-bahan banjiran yang dibutuhkan di semua balai di seluruh Indonesia seperti geobag dan inventarisasi alat berat yang ada serta penyedia jasa yang sedang bekerja di masing-masing balai, antara lain dump truck, excavator, dan perahu karet.

"Untuk meningkatkan kerja sama dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi La Nina dan bencana hidrometeorologi, kerja sama antar kementerian dan lembaga terkait sangat diperlukan," kata Basuki. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya