Tambang Emas di Kotawaringin Timur Longsor, Enam Orang Tewas

Jenazah enam penambang tradisional yang meninggal akibat tertimbun longsor di Desa Tumbang Torung, Kecamatan Bukit Santuai, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Kamis, 28 Oktober 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Tim dari berbagai instansi mengevakuasi enam penambang tradisional yang ditemukan meninggal dunia di sebuah lokasi penambangan emas di Desa Tumbang Torung, Kecamatan Bukit Santuai, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Hujan Deras, Rumah Warga di Sawangan Depok Ambles 10 Meter Tergerus Longsor

"Informasi yang kami dapat, ada enam orang meninggal dunia. Semua sudah ditemukan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur (Kotim) Rihel di Sampit, Jumat, 29 Oktober 2021.

Informasi sementara yang didapat, kata Rihel, peristiwa nahas itu terjadi pada Kamis (28/10) diperkirakan sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu ada 11 orang yang sedang menambang emas di sana.

70 Persen Bencana Alam pada Awal November akibat Cuaca Ekstrem, Menurut BNPB

Beberapa saat sebelum kejadian, lokasi tempat para korban mencari emas sedang dilanda hujan. Belum diketahui persis kronologi kejadiannya, namun diduga hujan menyebabkan tanah menjadi labil.

Tanah yang makin labil akibat diguyur hujan akhirnya longsor dan menimpa para penambang. Dari 11 orang penambang, sebanyak 6 orang tertimbun longsor, sedangkan 5 orang lainnya selamat.

Tinjau Lokasi Longsor di Tangerang, BBWS: Penyebab Pasti Akan Dikaji Dulu

Enam orang penambang yang tertimpa longsor itu berhasil ditemukan beberapa saat kejadian, namun keenam korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Keenam korban meninggal, antara lain Dibau (46 tahun) asal Desa Sungai Ubar, Ahmadi (39 tahun) asal Desa Sungai Paring Kecamatan Cempaga, MA Jimi asal Desa Sungai Ubar, Hendri (35 tahun) asal Desa Tumbang Boloi, Supiansyah (46 tahun) dan Edut asal Desa Dirung Kecamatan Murung.

Ilustrasi titik rawan longsor.

Photo :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

Saat ini jenazah keenam korban masih di lokasi. Polisi bersama pemerintah kecamatan setempat sedang menuju ke tempat kejadian yang lokasinya cukup jauh dan aksesnya sulit.

Kecamatan Bukit Santuai berjarak sekitar 196 kilometer dari Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan waktu tempuh sekitar enam jam. Namun jika kondisi hujan seperti saat ini, perjalanan bisa menjadi lebih lama karena sebagian jalan menjadi becek dan licin.

"Saat ini posisi jenazah masih di desa tersebut sambil menunggu pihak kepolisian yang meluncur dari Kuala Kuayan menuju lokasi kejadian. Beberapa pihak keluarga juga sudah ada yang mendapat kabar tersebut," kata Rihel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya