Miris, Pria di Lombok Ditolak Jadi MC karena Disabilitas

Acara Opening Ceremony Premium Airport Special Service di Bandara Lombok
Sumber :
  • FB Bajang Tony/Satria Zulfikar

VIVA – Aksi diskriminatif dialami Lalu Ahmad Fatoni, seorang penyandang disabilitas asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Momen Haru Ahmad Luthfi Ucapkan Terima Kasih pada Anaknya yang Penyandang Disabilitas

Fatoni melalui unggahan status Facebook bercerita mendapatkan perlakuan diskriminatif oleh pihak Angkasa Pura Hotel, anak perusahaan Angkasa Pura I di Lombok, Minggu, 24 Oktober 2021.

Bermula saat dia diminta menjadi master of ceremony (MC) atau pembawa acara Opening Ceremony PASS (Premium Airport Special Service) di Bandara Internasional Lombok, Minggu pagi.

Dukung Kaum Disabilitas, Andika Perkasa Ingin Perbanyak Sekolah SLB di Jateng

"Saya cukup interest ketika ditelpon salah satu teman untuk mengisi acara tersebut beberapa hari yang lalu, karena saya sudah terbiasa mengisi dan membawa acara acara formal/semi formal maupun acara bebas," kata Fatoni pada akunnya Bajang Tony.

Namun, ketika dia datang dengan setelan jas hitam lengkap dengan dasi dan sepatu, panitia acara sempat sinis karena mengetahui Fatoni yang menjadi MC. Apalagi Fatoni seorang penyandang disabilitas.

Seru, Adu Gagasan Andika Perkasa Vs Ahmad Luthfi soal Penanganan Kaum Disabilitas

"Namun nahas bagi saya pagi ini ketika saya sampai di lokasi acara, wajah ragu dan sedikit sinis dari beberapa panitia acara ketika mereka tahu bahwa saya lah yang akan membawa acara opening ceremony tersebut," ujarnya.

Berselang 15 menit sebelum acara dimulai, tiba-tiba MC digantikan orang lain tanpa pemberitahuan Fatoni.

"Dan hal yang sudah saya duga pun terjadi, ketika 15 menit sebelum acara dimulai tiba-tiba muncul lah seorang MC pengganti tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu," katanya.

Fatoni mengaku tidak protes saat dia digantikan tanpa konfirmasi. Namun dia sedikit menyesali sikap panitia tidak memberikan kesempatan dirinya menjadi MC.

"Saya tidak protes karena tidak ingin menggangu berjalannya acara dan memang itu juga merupakan hak mereka untuk mengganti MC yang sesuai dengan selera mereka," katanya.

"Tapi ini sebuah cerminan dan sedikit cerita tentang watak sebagian manusia yang hanya menilai dari apa yang mereka lihat, tanpa memberikan kesempatan menunjukan kemampuan seseorang tersebut," sambungnya

Buntut aksi diskriminatif tersebut, puluhan Ormas dan komunitas disabilitas akan menggelar aksi di Angkasa Pura I pada hari ini, Senin, 25 Oktober 2021.

Direktur Relawan Disabilitas (LIDI) NTB, Lalu Wisnu Pradipta, menyayangkan aksi diskriminatif yang dilakukan pihak Angkasa Pura I.

"Ini sudah keterlaluan sekali karena bagaimanapun Angkasa Pura adalah BUMN. Ini sangat bertolak belakang dengan pemerintah yang selama ini jor-joran menyuarakan hak hak difabel," katanya.

"Walaupun ini dilakukan oleh PASS yaitu Angkasa Pura Hotel, sebagai anak perusahaan tapi tetap itu adalah BUMN," ujarnya.

Dia mengatakan, seharusnya bentuk diskriminasi terhadap difabel sudah seharusnya berakhir. Sangat ironis jika dilakukan oleh BUMN.

"Perlu dikasih pencerahan bapak-bapak kita bukan saja di Angkasa Pura, namun di semua BUMN supaya mengerti dan paham hak masyarakat Indonesia tanpa terkecuali dia difabel atau tidak," katanya.

Sementara pihak Angkasa Pura I yang dihubungi sama sekali tidak menjawab. Awak media tengah berusaha mengkonfirmasi pihak Angkasa Pura Hotel dan Angkasa Pura I. 

MotoGP Mandalika Tuai Kesuksesan

Pendapatan Pajak MotoGP Mandalika 2024 Tak Sampai 50 Persen dari Target Padahal Penonton Bertambah, Ada Apa?

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak ajang MotoGP Indonesia Mandalika.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024