Muncul Klaster Pembelajaran Tatap Muka, 4 SD di Solo Ditutup
- VIVA/ Fajar Sodiq
VIVA – Sebanyak empat sekolah dasar (SD) di Solo ditutup kegiatan pembelajaran tatap muka selama sebulan. Penutupan itu buntut dari ditemukannya lebih dari 30 siswa yang terpapar COVID-19.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, berdasarkan hasil rapat penanganan COVID-19 yang digelar pada hari ini ditemukan adanya kasus COVID-19 yang terjadi di empat SD yang ada di Solo. Adapun sekolah itu meliputi SD Kristen Manahan 1, SDN Mangkubumen Kidul, SDN Semanggi Lor dan SD Islam 1.
“Hasil itu diketahui setelah dilakukan sampling oleh Dinas Kesehatan. Maka empat sekolah ditutup sementara karena hasil sampling itu ada yang positif,” kata Teguh ketika ditemui usai memimpin Rapat Penanganan COVID-19 di Solo, Senin, 18 Oktober 2021.
Baca juga: BI Lanjutkan Aturan Keringanan Denda Kartu Kredit hingga DP Kendaraan
Lebih lanjut, dia tidak menyebutkan secara detail jumlah siswa yang terpapar COVID-19 dari masing-masing empat sekolah itu. Hanya saja dari empat sekolah itu jumlah siswa yang terpapar positif COVID-19 paling banyak terdapat di SD Kristen Manahan 1 Solo. Bahkan, mayoritas siswa yang tertatap itu berasal dari luar Solo.
“Yang tertinggi memang di SD Kristen Manahan 1 berarti di tracing sampai 28 siswa. Kebanyakan siswa itu berasal dari luar kota Karanganyar. Karena sekolah favorit swasta itu kan kebanyak anak-anak luar kota. Jadi kita koordinasi dengan Karanganyar untuk tracing-nya di sana,” sebutnya.
Sedangkan untuk hasil tracing yang dilakukan di SDN Mangkubumen Kidul, SDN Semanggi Lor dan SD Al Islam 1 belum keluar. Hal ini disebabkan swab yang dilakukan kepada para siswa itu merupakan swab polymerase chain reaction (PCR), Sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk menunggu hasilnya keluar.
“Yang SD Semanggi Lor, Jamsaren dan SD Mangkubumen itu hasil tracing-nya PCR-nya belum. Misal SD Islam Jamsaren ada 1 siswa (yang positif) kan hasil tracing-nya belum keluar,” ujarnya.
Dengan adanya penemuan kasus COVID-19 saat pelaksanakan pembelajaran tatap muka itu, lanjut Teguh, berdasarkan perintah dari Wali Kota Solo bahwa kegiatan pembelajaran di empat sekolah tersebut untuk ditutup. Hal ini dilakukan karena Pemerintah Kota Solo tidak berani berisiko sehingga penutupan dilakukan selama satu bulan.
“Penutupan dilakukan sejak kemarin dan akan berlangsung hingga 30 hari atau satu bulan. Pak Wali perintahnya satu bulan. Kan sambil menunggu hasil kalau positif itu kan 14 hari benar-benar sehat,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih mengatakan, kegiatan pengambil sampling secara acak di sejumlah sekolah memang program dari Kementerian Kesehatan. Pengambilan sampling yang dilakukan dengan melakukan swab PCR kepada para siswa dan guru secara acak itu telah dilakukan sejak pekan lalu.
“Ada 29 sekolah yang telah dipilih secara acak untuk sampling tes swab PCR. Sekolah itu mulai dari sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama hingga sekolah lanjutan atas. Tes swab itu akan dilakukan hingga tanggal 21 Oktober 2021 nanti,” kata dia.