Keraton Solo Tiadakan Grebeg Maulud, Tetap Gelar Ritual Cuci Pusaka

Arsip - Sejumlah warga mengikuti ritual upacara Grebeg Maulud untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad di Alun-alun Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Keraton Kasunanan Surakarta (Solo) kembali meniadakan upacara tahunan Grebeg Maulud untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad karena masih dalam situasi pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi COVID-19.

Jokowi Wedangan Bareng Respati-Astrid, Fix Dukung Lawan PDIP di Pilwakot Solo!

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo menjelaskan, Keraton belum berani menggelar upacara Grebeg Maulud sehingga pada tahun 2021 ritual adat itu ditiadakan, yang eharusnya digelar pada Selasa, 19 Oktober 2021.

“Grebeg dan sekaten yang menandai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga tidak digelar. Indikator, misalnya, sepeti pasar malam dan miyose (keluarnya) gamelan tidak ada. Kalau gamelan melalui siaran RRI,” katanya.

Istana Sebut Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo Cuma Kunjungan Bestie

Grebeg Maulud yang ditandai dengan arak-arakan gunungan dari Keraton menuju Masjid Agung Solo selalu dihadiri ratusan orang warga setempat maupun wisatawan. Karena pandemi COVID-19 belum berakhir, jika Grebeg Maulud tetap digelar dikhawatirkan menimbulkan kerumuman orang terutama mereka yang ingin berebut gunungan sekaten.

“Puncaknya kan hari ini dan tidak ada gunungan. Belum ditiadakan mengingat itu pasti kontak pribadi, banyak kaitannya dengan pegunjung dan sebagainya, sehingga untuk menerapkan protokol kesehatan sulit,” ujarnya.

Temui Jokowi di Solo, Gerindra Bilang Itu Janji Presiden Prabowo Subianto

Grebeg Maulud

Photo :

Status PPKM Kota Solo telah turun menjadi level 2. Namun, otoritas Keraton belum berani menggelar acara Grebeg Maulud yang biasanya dihadiri ribuan orang. Sebagai gantinya, Keraton menggelar acara sesaji dan doa bersama di dalam Keraton.

Memang, katanya, dalam rangkaian upacara Grebeg Maulud dan sekatenan ada beberapa kegiatan yang tidak hanya untuk umum melainkan hanya untuk kalangan internal Keraton, misalnya ritual membersihkan benda-benda pusaka alias jamasan, di antaranya jamasan pusaka Kiai Setomi, jamasan Kiai Surak,m dan Kiai Brawijaya.

Dalam acara grebeg, menurut dia, diganti dengan wilujengan atau selamatan yang melibatkan sekira 50-100 orang saja. “Grebeg-nya Maulid itu digelar pada Senin malam di dalam namanya Bangsal Maligi,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya