Menengok Rumah Kelahiran Nabi Muhammad yang Nyaris Diratakan Tanah

Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sekarang jadi perpustakaan Mekah
Sumber :
  • MCH 2019

VIVA – Bangunannya tampak sederhana. Bentuknya kotak menyerupai kubus dengan cat tembok krem kecoklatan. Jendela kayu di tiap-tiap sisi bangunan divernis coklat tua divernis coklat tua memberikan kesan antik. 

Terinspirasi dari Nabi Muhammad, Taj Yasin: Kepemimpinan Kami Seperti Itu, Dahulukan Rakyat Jateng

Tak ada pilar-pilar menjulang, apalagi ornamen-ornamen klasik layaknya bangunan-bangunan megah di sekelilingnya. Di bagian depan bangunan tertulis Maktabah Makkah al Mukarramah atau Makkah al Mukarromah Library, alias perpustakaan Makkah al Mukarramah.

Perpustakaan Makkah ini diyakini sebagai rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lokasinya berada di Komplek Masjidil Haram, sebelah timur Ka'bah. Berada di lembah bukit antara dua terminal yang ada di Masjidil Haram, Syib Amir dan Mahbas Jin. 

Wasiat Terakhir KH Asmuni sebelum Meninggal Dunia di Tengah Ceramah

Dari beberapa literatur sejarah menyebutkan Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 571 Masehi atau 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Nabi Muhammad SAW lahir di rumah kakeknya Abdul Muthalib, yang diyakini lokasinya persis di perpustakaan Makkah al Mukarramah berdiri saat ini.

Para ahli sejarah mengemukakan alasan rumah Abdul Muthalib atau rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan perpustakaan untuk menghindari pemujaan oleh sebagian umat Islam terhadap tempat tersebut. 

Detik-detik KH Asmuni Meninggal Dunia di Tengah Ceramah

Hal ini tersirat dari maklumat yang terpampang jelas di depan bangunan perpusataan Makkah Al Mukarramah. Maklumat ditulis dalam enam bahasa, Arab, Inggris, Turki, India, Urdu dan Afrika.

Maklumat itu berbunyi 'Kepada saudara muslim, tidak disyariatkan ziarah tempat ini dengan tujuan pengkultusan ibadah, disebabkan tidak ada dalil yang menjelaskan tentang itu'.

Maklumat terpampang di depan perpustakaan Mekah

Photo :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

Sebuah papan informasi yang terpampang di atas pintu perpustakaan itu bertuliskan informasi singkat tentang kapan bangunan ini didirikan, yakni pada tahun 1370 Hijriah. Selebihnya, tidak ada informasi atau keterangan yang menegaskan bahwa perpustakaan ini dulunya adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Arab Saudi sepertinya sengaja menyembunyikan sejarah tempat rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang kini menjadi perpustakaan. Itu sebabnya, maklumat besar terpampang di depan perpustakaan, yang isinya larangan untuk beribadah apalagi sampai memuja atau mengkultuskan rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Bahkan, pemerintah Arab Saudi pernah berencana menghancurkan bangunan tersebut, sebagai konsekuensi dari perluasan Masjidil Haram. Mengingat sejumlah bangunan di sekitarnya juga ikut dipugar untuk perluasan. Namun rencana itu urung dilakukan.

Kini, bangunan yang dulunya diyakini sebagai tempat rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai perpustakaan. Walau sudah dilakukan pemugaran (bukan bangunan asli), tapi letak dan tempatnya masih dipelihara dengan baik. 

Hanya saja lokasi dan sejarah bangunan tersebut disembunyikan, menghindari pengkultusan tempat tersebut. Jemaah umrah atau haji umumnya hanya bisa mengunjungi Maktabah Makkah al Mukarramah di depannya saja, berfoto atau sekedar melihat-lihat bangunan dari luar, karena perpustakaan itu lebih sering ditutup oleh otoritas setempat.

Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW di sekitaran Masjidil Haram

Photo :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

Lembah Abu Thalib

Mantan Direktur Bina Haji Kementerian Agama, KH Ahmad Kartono membenarkan bahwa maulid atau tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW berada di sisi jalan tempat antara Bukit Safa dan Marwah. 

Dalam perkembangannya, tempat kelahiran Nabi itu dialihfungsikan menjadi perpustakaan atau maktabah.

Menurut Ahmad Kartono, awalnya perpustakaan itu terbuka untuk para peziarah dan diperkenankan masuk ke dalamnya. Tapi sekarang, meskipun musim haji, pintu perpustakaan ditutup dan jemaah tidak diperkenankan ziarah. Arab Saudi melarang jemaah ziarah ke tempat itu, khawatir menimbulkan pengkultusan. 

"Itu yang menyebabkan jemaah tidak bisa ziarah di tempat itu. Sekalipun itu perpustakaan juga tapi ternyata musim haji ditutup," kata KH Ahmad Kartono kepada VIVA beberapa waktu lalu

Ia mafhum dengan kebijakan Arab Saudi yang melarang tempat tersebut dikunjungi jemaah haji. Alhasil, meskipun tempat itu punya nilai sejarah, nyatanya tak bisa sepenuhnya dirasakan napak tilas dari bagian kehidupan Rasulullah SAW.

"Ya kalau sekadar foto-foto di luar bisa, tapi kalau mau masuk itu maktabah biasanya ditutup," ungkapnya.

Rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jadi perpustakaan

Photo :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

Berdasarkan Sirah an-Nabawiyah, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dulunya dikenal sebagai lembah Abu Thalib (paman Nabi Muhammad). 

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, rumah tersebut ditempati Aqil bin Abi Thalib (anak Abu Thalib), yang kemudian diikuti oleh anak keturunannya hingga akhirnya rumah tersebut dibeli oleh Khaizuran, istri dari Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi dan ibu dari kedua Khalifah Al-Hadi dan Harun al-Rasyid.  

Dalam perkembangannya, Khaizuran sempat membangun sebuah masjid di lokasi tersebut. Namun, bangunan tersebut dihancurkan dan dijadikan perpustakaan oleh Syekh Abbas Ottoman (1370H/1950).

Seiring waktu, terjadi perombakan dan pemugaran bangunan bahkan kalangan Wahabi sempat berniat menghancurkan bangunan tersebut agar tidak dijadikan berhala baru atau tempat pemujaan. 

Namun, Wali Kota Makkah saat itu, Syekh Abbas Qaththan meminta kepada Raja Arab Saudi King Abdul Aziz agar mengizinkan di tempat itu dibangun perpustakaan, dan Maktabah Makkah al Mukarramah akhirnya berdiri hingga kini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya