Daryono: Gempa M 4,8 Bali Merusak, Picu Longsor dan Reruntuhan

Bali diguncang gempa magnitudo 4,8.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menyatakan, gempa bumi magnitudo 4,8 yang berpusat di Karangasem, Bali, sangat merusak.

Sungai Watch dan Ratusan Relawan Bersihkan Pantai Kedonganan Bali, Sampah Plastik Terkumpul 47.000 Kg

Gempa Rendang Karangasem Bali M 4,8 tadi pagi tidak hanya berdampak menimbulkan kerusakan bangunan rumah, tetapi gempa ternyata juga memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti longsoran dan runtuhan batu di beberapa tempat, tulis Daryono di akun Twitternya @DaryonoBMKG.

“Gempa kecil kok merusak? Ini karena gempa dangkal, bangunan di bawah standar, efek tanah lunak endapan lahar akan mengamplifikasi guncangan gempa, dan efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard dampak ikutan berupa longsoran dan runtuhan batu,” katanya.

4 Menteri Bersama Warga Lakukan Aksi Bersih Sampah Kiriman di Pantai Kuta Bali

Dia kemudian memperlihatkan sejumlah foto tanah longsor dan timbunan batu akibat gempa yang terjadi pada pukul 03.18 WIB itu. Daryono juga mengunggah sejumlah foto kerusakan sejumlah bangunan.

Menurutnya, setelah gempa pertama masih terjadi sejumlah gempa susulan hingga pukul 7.30 WIB.

Awal Tahun 2025, Sebanyak 936 Personel Polda Bali Naik Pangkat

"Hingga pukul 7.30 WIB pagi ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan ada 3 aktivitas gempa susulan (aftershock) magnitudo 3.8 (dirasakan di Karangasem III MMI), magnitudo 2.7, dan magnitudo 1.7 yang terjadi pada pukul 03.52.53 WIB," tulis dia.

Gempa bumi berkekuatan M 4.8 mengguncang wilayah Bali dan Lombok pada pukul 3.18 WIB. 

BMKG menyebutkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,32° LS; 115,45° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 8 km barat laut Karangasem, Bali pada kedalaman 10 km.

Aksi bersih-bersih sampah musiman di Pantai Kuta

Tahun 1980-an Sampah di Kuta Jadi Berkah Masyarakat, Sekarang Sulit Ditanggulangi

Fenomena sampah musiman yang terjadi pada musim angin barat yang mengarah ke Pulau Dewata menjadi perhatian bagi pemerintah pusat

img_title
VIVA.co.id
5 Januari 2025