Sulawesi Selatan Klaim Rawat Inap COVID-19 di Rumah Sakit Hampir Nol
- VIVA/Irfan
VIVA – Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mengklaim bahwa penanganan pandemi COVID-19 di provinsi itu kian membaik yang ditunjukkan di antaranya peningkatan jumlah kesembuhan pasien terinfeksi virus corona selama seminggu terakhir, yakni pada 4-10 Oktober. Rerata presentase kesembuhan pasien hampir mendekati 100 persen.
Berdasarkan data Satuan Tugas COVID-19, tingkat kesembuhan di Sulawesi Selatan 96,63 persen, lebih tinggi dibanding nasional sebesar 96 persen. Sementara, tingkat kematian juga terus menurun, yakbi 2,04 persen, lebih rendah dibanding nasional 3,4 persen. Sedangkan positivity rate 0,65 persen.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Arman Bausat mengonfirmasi hal itu, meski jumlah pasien positif masih fluktuatif. Per 11 Oktober, tercatat jumlah terkonfirmasi positif di Sulawesi Selatan sebanyak 24 orang.
"Masih ada kasus terkonfirmasi tapi rendah, paling di bilangan 50-30-an. Yang terkonfirmasi itu umumnya 96 persen sampe 100 persen sembuh karena rawat inap COVID-19 di rumah sakit hampir nol. Apalagi yang masuk ICU itu sudah tidak ada. Jadi makanya kita klaim angka kesembuhan tinggi," kata Arman di Makassar, Selasa, 12 Oktober 2021.
Indikator layanan kesehatan, katanya, juga menunjukkan data menggembirakan. Bed occupancy rate (BOR) atau angka keterisian tempat tidur isolasi kini 4,12 persen, sedangkan ICU hanya terisi 10,99 persen dari penggunaan ambang batas 85 persen. Kondisi ini terjadi merata hampir seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Fasilitas karantina tetap disiagakan
Satgas COVID-19 mencatat, total jumlah ruang isolasi rumah sakit rujukan COVID di Sulawesi Selatan sebanyak 2.888 namun terpakai sejauh ini hanya 122 dengan presentase 4 persen. Ruang ICU ventilator rumah sakit tersedia sebanyak 199 dan terpakai hanya 28 dengan presentase 14 persen.
Sedangkan ICU tanpa ventilator rumah sakit yang terpakai hanya 16 dari total ketersediaan 170 ruangan atau secara presentase sebesar 9 persen. Ketersediaan oksigen juga sangat memadai, yakni 16.189 m3. Dari stok oksigen itu yang terpakai baru 2.601 m3.
Fasilitas isolasi terintegrasi (FIT) milik Pemerintah Provinsi, yakni Asrama Haji dan Kampus BPSDM, nol pasien. Tetapi pemerintah tidak akan menutup fasilitas itu hingga pandemi COVID-19 betul-betul dipastikan terkendali.
"Tenaga kesehatan yang ada di FIT sudah ditarik semua. Asrama Haji dan BPSDM tetap di-standby-kan tapi pasien sudah tidak ada. Isolasi tetap dibuka karena kita tidak bisa perkirakan situasi pandemi ini kapan berakhir. Jadi semua disiagakan, sehingga apabila ada lonjakan kasus kami sudah siap. Semua siaga FIT dan rumah sakit," kata Arman.