Bentrok Berdarah di Adonara, Warga Diingatkan 'Kakan Keru Arin Baki'
- ANTARA/Aloysius Lewokeda
VIVA – Wakil Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Agutinus Payong Boli, meminta semua elemen warga agar menahan diri dalam menyikapi bentrok antarwarga yang kembali terjadi di Pulau Adonara.
"Semua pihak harus menahan diri dan tidak libatkan diri dalam masalah ini agar persoalan bisa dilokalisir," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, 7 Oktober 2021.
Ia mengatakan hal itu menanggapi bentrok antarwarga Desa Narasaosina dan Wotan di Kelurahan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, pada Kamis siang.
Agustinus mengatakan pemerintah bersama TNI dan Polri akan menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan budaya adat Lamaholot. Maka ia meminta semua pihak menahan diri dan tidak ikut terlibat agar masalah itu tidak melebar.
Ia mengatakan penyelesaian persoalan pertikaian akan dilakukan melalui pendekatan budaya Lamaholot dengan filosofi "kakan keru arin baki", yang artinya semua warga suku Lamaholot saling bersaudara dan kampung-kampung adalah kampung kakak beradik.
"Kami yakni persoalan ini bisa terselesaikan karena hakikat Lamaholot adalah 'kakan kerun arin baki'," katanya.
Agustinus menambahkan bahwa kini dilakukan pendekatan keamanan dan persuasif budaya yang melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Flores Timur Komisaris Polisi Jance Seran mengaku telah mengerahkan puluhan personelnya untuk mengamankan konflik antarwarga itu.
"Kami telah menerjunkan 30 personel yang bergabung dengan personel Polsek Adonara Barat dan Adonara Timur untuk mengamankan situasi di lapangan," katanya.
Jance Seran mengatakan selain puluhan personel yang diterjunkan, pihaknya juga terus memantau situasi di lapangan sehingga jika situasi tidak terkendali maka akan ditambah personel bantuan kendali operasi (BKO). Jika diperlukan akan dikerahkan pasukan Brimob dari Maumere. (ant)