Halim Optimis Kemiskinan Ekstrem di Jawa Tengah Segera Tuntas

Seorang anak keluarga miskin beraktivitas di dalam rumahnya di Aceh Utara, Aceh. (Foto Ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/Rahmad

VIVA – Masalah penuntasan kemiskinan ekstrem di berbagai daerah di Tanah Air masih jadi pekerjaan rumah pemerintah. Salah satu yang jadi perhatian utama adalah pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.

Prabowo dan Wakil PM Inggris Diskusi Soal Program Makan Bergizi Gratis Bagi Anak-anak

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan untuk 2021 pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah difokuskan di lima kabupaten. Kelima daerah kabupaten itu Banyumas, Brebes, Pemalang, Banjarnegara, dan Kebumen. 

Halim mengaku sudah mengunjungi langsung lima daerah itu dan berdialog dengan kepala daerahnya. Ia pun optimistis penuntasan kemiskinan ektrem di lima daerah itu bisa tuntas akhir tahun ini. 

Bahlil Turun Gunung Kampanye demi Menangkan Luthfi-Yasin di Jateng

"Saya telah mengunjungi kelima wilayah tersebut. Saat ini berbagai program pengentasan kemiskinan bakal segera diluncurkan sesuai profiling warga yang membutuhkan berdasarkan data SDGs Desa yang kami miliki," kata Halim di sela rapat koordinasi atau rakor di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Jawa Tengah seperti disampaikan dalam keterangan resminya dan dikutip pada Jumat, 8 Oktober 2021.

Untuk diketahui, dalam rakor tersebut dipimpin langsung Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pun, hadir juga Menko Perekonomian Arilangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selain itu, ada lima kepala daerah dari Kabupaten Banyumas, Brebes, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Halim mengatakan penuntasan kemiskinan ekstrem jadi salah satu fokus program pemerintah. Maka itu, kolaborasi antar kementerian atau lembaga maupun pihak ketiga harus terus ditingkatkan. 

"Kami terus meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak baik dengan kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, maupun pihak-pihak swasta untuk bersama-sama mengejar target Presiden Jokowi 0 persen kemiskinan ekstrem di tahun 2024,” lanjut Halim.

Dia menambahakan, dalam pengentasan kemiskinan ekstrem diperlukan peran data SDGs Desa. Menurut dia, data SDGs penting untuk memastikan program pengentasan kemiskinan tepat sasaran serta sesuai dengan profiling warga desa yang membutuhkan.

Halim merujuk data hingga 6 Oktober 2021, sebanyak 44.520 desa atau setara 59 persen yang sudah menyelesaikan proses pendataan berbasis SDGs Desa. Adapun rukun tetangga yang terdata sudah sebanyak 485.280 dengan 30.901.327 kepala keluarga, 92.172.656 jiwa atau 76 persen dari total warga desa. 

"Data dikumpulkan oleh 1.575.944 relawan pendataan desa dengan penggunaan dana desa untuk pemutakhiran data SDGs Desa Rp1.572.553.390.689 atau setara Rp23 juta per desa," ujarnya.

Pun, ia mengingatkan lagi agar para kepala daerah segera merampungkan proses pengumpulan data SDGs Desa di wilayah masing-masing. Bagi dia, langkah ini cukup fundamental untuk menuntaskan 0 persen kemiskinan ekstrem di 2024. 

“Kami meyakini jika pemuktakhiran data desa berbasis SDGs Desa bisa pijakan dasar untuk penentuan konsolidasi program dalam rangka penuntasan kemiskinan ekstrem termasuk di seluruh Indonesia," tutur eks Ketua DPRD Jawa Timur tersebut.

Sementara, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan, penyelesaian kemiskinan ekstrem menjadi salah satu program pemerintah. Dia bilang pemerintah terus ikhtiar untuk mewujudkan percepatan penuntasan kemiskinan ekstrem.

Ma'ruf menekankan pemerintah serius mengejar target 0 persen kemiskinan ekstrem di Indonesia 2024 nanti. Dia menyampaikan dalam penuntasan kemiskinan ekstrem diperlukan proses bertahap dengan fokus tertentu. Di Jawa Tengah, tahun ini penuntasan kemiskinan ekstrem akan difokuskan di lima wilayah yakni Kabupaten Banyumas, Brebes, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen. 

"Lima kabupaten di Jawa Tengah ini menjadi target supaya di lima kabupaten tersebut tidak ada lagi kemiskinan ekstrem karena target kita 2024 kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah 0 persen sesuai arahan Pak Presiden," ujar Ma'ruf. 

Kemudian, ia menambahkan, hingga 2024 nanti total 212 kabupaten yang jadi sasaran program penuntasan kemiskinan ekstrem. Dari total tersebut, 35 kabupaten di antaranya ditargetkan selesai 2021.

“Target penuntasan kemiskinan ekstrem pada 2021 sebanyak 35 Kabupaten/kota untuk 8.263 desa. Tahun 2022 ditargetkan bakal dilaksanakan di 138 Kabupaten/Kota pada 29.632 desa” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya