Respons NU Jatim Soal Said Aqil Siap Maju Lagi Jadi Ketum
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur belum mengambil sikap kepada siapa dukungan akan diberikan merespons nama-nama yang muncul sebagai calon Ketua Umum NU lima tahun ke depan. NU Jatim masih menunggu petunjuk dari para masyayikh dan jajaran syuriah.
Sejauh ini, dua nama yang dipandang kuat dan bersaing pada pencalonan Ketum NU. Yakni Said Aqil Siradj yang disebut-sebut akan maju lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, 23-25 Desember mendatang, dan Katib Aam Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Beredar pula nama selain Said Aqil dan Gus Yahya berdasarkan hasil survei Indostrategic, seperti Ketua NU Jatim Marzuki Mustamar, mantan Ketua NU Jatim Hasan Mutawakkil Alallah dan Ali Maschan Moesa, intelektual Muslim kondang Bahaudin Nursalim alias Gus Baha, Ketua PBNU Marsyudi Syuhud, dan Wakil Ketua NU Jatim Ahmad Fahrur Rozi Burhan alias Gus Fahrur.
Dari semua nama itu, Said Aqil dan Gus Yahya sementara ini yang paling mencuat di permukaan. Lantas bagaimana sikap NU Jatim terkait itu?
“Sejauh ini belum, mungkin minggu depan atau dua minggu lagi syuriah rapat, setelah itu masyayikh seperti apa,” kata Wakil Ketua NU Jatim Abdussalam Shochib alias Gus Salam usai menyambut Said Aqil ziarah di makam Bisri Syansuri di Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kamis, 7 Oktober 2021.
Dari hasil rapat syuriah dan petunjuk masyayikh itu, lanjut Gus Salam, PWNU Jatim akan menerjemahkan apa yang dikehendaki oleh para kiai sepuh lalu dikoordinasikan dengan PCNU-PCNU se-Jatim.
“Setelah itu kita berangkat ke muktamar dalam satu kalimat, satu barisan, satu tujuan,” ujarnya.
Bagaimana dengan pencalonan Said Aqil? Pengasuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar itu menyampaikan bahwa maju sebagai calon Ketum NU adalah hak dari masing-masing kader NU. Hal yang pasti, PWNU Jatim sampai saat ini belum menentukan sikap kepada siapa dukungan akan diberikan di muktamar nanti.
Menurut Gus Salam, baik Said Aqil maupun Gus Yahya sama-sama memiliki kelebihan dan ke-NU-annya tidak diragukan lagi. “[Pendapat] secara pribadi, ya, beliau-beliau intelektualnya luar biasa dan memperjuangkan keaswajaan juga luar biasa. Tetapi semua dinamika ini harus kita kelola dengan baik agar tujuan kita untuk NU secara organisasi bisa cepat dan akselerasinya bisa cepat.”
Sebelumnya, Said Aqil menyampaikan bahwa dirinya siap maju dan memimpin NU kembali untuk ketiga kalinya jika memang diminta oleh para kiai. “Kalau diminta [maju sebagai calon Ketum NU] saya harus maju, kalau enggak, ya, enggak,” ujarnya.