Cegah Klaster Sekolah, Ratusan Siswa di Malang Di-swab Setiap Hari
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang setiap hari melakukan swab antigen secara acak kepada ratusan siswa SD dan SMP. Swab dilakukan secara bergiliran ke sekolah-sekolah untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengungkapkan, setidaknya ada sekitar 200 hingga 300 siswa di-swab setiap hari. Swab ini gratis. Biayanya ditanggung oleh Disdikbud dan Dinas Kesehatan Kota Malang.
"Per hari pindah satu tempat (sekolah) ke tempat lain. Alhamdulilah sudah 2 minggu ini negatif semua. Jika ditemukan ada yang positif kita akan langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)," kata Suwarjana, Kamis, 7 Oktober 2021.
Suwarjana mengatakan, untuk guru SD dan SMP sebanyak 16 ribu orang. Mereka semua wajib menjalani swab antigen ini. Sedangkan bagi para siswa harus dengan persetujuan dari wali murid atau orangtua masing-masing.
"Kalau guru, tenaga pendidik itu wajib. Jumlahnya 16 ribuan. Untuk siswa kami sambil menunggu izin orangtua. Kami acak, katakanlah satu lembaga kita swab beberapa saja," ujar Suwarjana.
Selain itu, Suwarjana mengungkapkan sekira 95 persen atau 40 ribuan siswa SD dan SMP di Kota Malang sudah divaksin dosis satu. Sisa 5 persen hanya menunggu jadwal vaksinasi.
"Vaksin kita sudah 95 persen tervaksin di periode 1. SMP Negeri dan SMP swasta hampir 100 persen. Untuk siswa SD yang belum divaksin kendalanya berada di Kecamatan Kedungkandang," tutur Suwarjana.
Suwarjana menuturkan, untuk wilayah Kedungkandang vaksinasi terkendala jarak yang memang jauh dan wilayahnya cukup luas. Kemudian jumlah tenaga kesehatannya terbatas. Vaksinasi untuk siswa dilakukan di Politeknik Kementerian Kesehatan Malang, dan Universitas Islam Malang (Unisma).
"Vaksinasi tahap kedua itu tidak sampai 10 persen karena memang menunggu jadwal. Kendala hanya waktu, vaksin sudah tersedia, nakes terbatas. Kita tidak mau terjadi penumpukan, sehingga harus betul-betul kita tata dengan baik," kata Suwarjana.