Berantas Fakir Sinyal Indonesia Timur

Menara BTS Telkomsel.
Sumber :
  • Telkomsel

VIVA – Belajar online di atas bukit, rapat sambil naik pohon hingga sinyal internet mati-hidup masih menjadi momok warga yang tinggal di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) di wilayah Indonesia. Digitalisasi semua aspek kehidupan yang berkembang pesat tak sepenuhnya bisa dirasakan warga yang tinggal di daerah 3T.

Kemenkominfo ungkap Pentingnya Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia

Keterbatasan akses jaringan dan teknologi ini tentu ini sebuah keprihatinan. Padahal, Presiden Joko Widodo sudah sering wanti-wanti agar SDM bangsa ini segera mengejar ketertinggalan dalam perlombaan era digital. 

Disrupsi digital telah mengubah tatanan global. Perkembangan pesat teknologi digital telah membawa perubahan secara fundamental, mengubah sistem global dan lambat laut mulai menggantikan pekerjaan manusia.  

Literasi Digital Masyarakat Indonesia Masih Berada di Katagori Sedang

Salah satu upaya mengejar ketertinggalan dalam bidang digital, kata Presiden Jokowi, adalah dengan mempersiapkan SDM yang tak hanya 'melek' tapi juga terampil dan ahli di bidang teknologi digital. Jauh sebelum itu, infrastruktur digital mutlak ada dan menjangkau seluruh pelosok negeri. 

Menjawab komitmen itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) fokus pada pemerataan akses jaringan telekomunikasi intengah digalakkan pemerintah, sebagai program percepatan transformasi digital nasional. 

Penipuan Online Phishing dan Scam Marak, Masyarakat Diminta Waspada

Seperti pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS) 4G di seluruh desa yang belum terjangkau layanan telekomunikasi. Dana APBN 2021 dan 2022 untuk pemerataan akses jaringan telekomunikasi 4G itu akan melengkapi alokasi  Universal Service Obligation (USO).

Menurut data Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo, Indonesia memiliki 83.218 desa dan kelurahan, terdapat 12.548 dari jumlah tersebut yang belum terjangkau sinyal 4G.

Diantara desa yang belum terjangkau akses 4G, sebanyak 9.113 desa/kelurahan merupakan wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Lokasi tersebut baru memiliki BTS 2G atau 3G, yang perlu ditingkatkan agar bisa menangkap sinyal 4G.

Data BAKTI untuk triwulan I 2021 menunjukkan masih ada 7.904 desa/kelurahan yang belum mendapatkan akses ke 4G. Lainnya, sebanyak 3.435 desa yang merupakan non-3T menjadi wilayah kerja operator seluler.

Kementerian Komunikasi dan Informatika meresmikan menara BTS yang sudah menyala atau on air di Papua Barat pada Rabu, 6 Oktober 2012. BTS yang diresmikan berada di Desa Isiren, Kecamatan Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama; Desa Siresi, Kecamatan Soug Jaya, Kabupaten Teluk Wondama; dan Desa Kasi Indah, Kecamatan Kasih, Kabupaten Tambrauw.

Ketiga BTS tersebut menggunakan sambungan transmisi melalui satelit atau VSAT.

"Pemanfaatan infrastruktur telekomunikasi seperti ini harus dimaksimalkan agar lebih efisien dan produktif. Caranya adalah dengan: Pertama, kerja bersama dengan pemprov maupun pemkab/pemkot agar pembangunan infrastruktur sesuai tata kota. Kedua, harus dijaga bersama-sama. Ketiga, harus dimanfaatkan dengan cara positif, dari hulu sampai hilir," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate, dalam keterangan persnya dikutip VIVA, Kamis, 7 Oktober 2021.

Menkominfo Johnny G Plate.

Photo :
  • Dok. Kominfo

Menkominfo  mengingatkan masyarakat di Papua Barat untuk menjaga BTS atau pemancar 4G yang baru dibangun demi mendukung percepatan transformasi digital nasional.

"Setelah infrastrukturnya tersedia, tentu pesan Bapak Presiden (Joko Widodo) ini dijaga dengan baik. Bukan hanya dijaga oleh Kominfo atau kontraktor, tapi dijaga bersama-sama dengan masyarakat, karena itu menggunakan APBN, uang rakyat. Jadi kita jaga bersama-sama," kata Johnny.

Johnny berharap keberadaan layanan BTS 4G di Papua Barat, yang kini berjumlah 824, menjadi acuan pemerintah daerah dalam pengembangan ruang dan pembangunan daerah. Ia meminta koordinasi dan penataan ruang pembangunan daerah memperhatikan ketersediaan jangkauan sinyal 4G.

"Jangan sampai lagi setelah ini dibangun anak sekolah nyari sinyal naik pohon, para ibu-ibu pengusaha, UMKM kita harus naik gunung untuk cari sinyal. Jangan sampai itu terjadi lagi," ujarnya

65 Persen di Papua

Peresmian BTS di Papua Barat sekaligus menandai dimulainya layanan BTS 4G di 4.200 lokasi di seluruh Indonesia yang dibangun oleh BAKTI Kominfo tahun ini. Seluruh BTS 4G akan "on air" secara bertahap.

"Kecepatan dalam menghadirkan BTS 4G on air itu penting mengingat kita sedang benar-benar menggenjot percepatan transformasi digital. Terlebih masyarakat Papua dalam program percepatan transformasi digital nasional ini mendapatkan fokus secara khusus karena pertimbangan wilayah dan tingkat digitalisasinya," kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif, dalam keterangan yang sama.

Pemerintah berencana membangun BTS 4G di 5.204 titik di seluruh Papua dalam dua tahun ini. Sementara di seluruh Indonesia, akan dibangun BTS 4G di 7.904 lokasi. "Jumlah 5.204 lokasi BTS 4G tersebut melengkapi ratusan BTS yang telah dibangun sebelumnya," kata Anang.
 
"Itu berarti sekitar 65% dari total keseluruhan pembangunan BTS 4G nasional berada di Papua," imbuhnya. Kominfo melalui BAKTI berkomitmen menyediakan menara BTS 4G untuk mendukung percepatan transformasi digital.

Operator seluler Telkomsel menyatakan siap membangun ribuan menara BTS 4G/LTE di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) Indonesia, setelah ditetapkan sebagai mitra Kerja Sama Operasional pemerintah untuk menyediakan jaringan 4G di wilayah tersebut.

"Kami mengapresiasi keputusan Kemkominfo RI yang telah memberikan kepercayaan kepada Telkomsel untuk melanjutkan pemerataan akses broadband di wilayah 3T," kata Direktur Utama Telkomsel Hendry Mulya Syam, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis.

Teknisi sedang memperbaiki BTS Telkomsel.

Photo :
  • Dok. Telkomsel

BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika pada akhir September lalu menetapkan Telkomsel dan XL Axiata sebagai Mitra Kerja Sama Operasional (KSO) Layanan Seluler 4G di wilayah 3T.

Telkomsel berkomitmen untuk menggelar infrastruktur menara BTS 4G/LTE di 7.772 titik di wilayah 3T, menggunakan skema universal service obligation (USO) bersama BAKTI.

Infrastruktur tersebut akan dibangun di wilayah Area 2 (Nusa Tenggara), Area 3 (Kalimantan), Area 4 (Sulawesi), Area 5 (Maluku), Area 6 (Papua Barat), Area 7 (Papua Tengah Barat), Area 8 (Papua Tengah Utara) dan Area 9 (Papua Timur Selatan), sesuai dengan perjanjian kemitraan.

Seluruh infrastruktur itu ditargetkan selesai pada Desember 2022.

Telkomsel dan BAKTI sebelumnya sudah menggelar 1.158 BTS USO yang seluruhnya sudah terhubung ke jaringan broadband 4G/LTE.

"Telkomsel juga berharap dukungan dari para pemangku kepentingan lainnya seperti penyedia perangkat mobile dan aplikasi berbasis digital untuk bersama membangun ekosistem gaya hidup digital yang inklusif di seluruh wilayah 3T yang menjadi target pembangunan BTS USO yang baru nantinya," kata Hendri.

Secara total, terdapat 7.904 BTS 4G yang akan dibangun secara bertahap hingga akhir 2022 melalui kerja sama BAKTI dengan mitra KSO, berdasarkan informasi yang dimuat di situs Kominfo.

Pembangunan BTS ini dibagi menjadi sembilan paket area kerja sama. XL Axiata akan mengerjakan Area 1 (Sumatra).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya