Inilah Mustafa Pawang Jago Orang utan Liar Penyandang Tuli Wicara
- bbc
"Mulanya dia coba teriakin dan coba mendekat. Orang utan itu pun suka dengan dia. Beberapa hari kemudian dia bawa makanan, seperti tebu," lanjut Muriadi.
"Sembilan orang utan akan datang kalau saya ke sini membawa makanan," kata Mustafa, menambahkan bahwa sekarang membawa makanan untuk orang utan dilarang.
"Makanya dia semakin sayang pada orang utan. Dan orang utan pun sayang sama dia," ujar Muriadi.
Dalam perjalanan menuju pondok pemancing lele, Mustafa melihat satu lagi orang utan. Ini orang utan jantan dan lebih muda dari yang ditemui sebelumnya, kata dia.
"Dia sedang mematahkan ranting untuk mencari makan," sebut Mustafa.
Wajahnya kini tampak begitu bahagia. Dia tertawa kegirangan dan meloncat-loncat di atas perahu.
Diikat dan dipukuli pembalak
Pada Maret 2019, dunia konservasi dihebohkan dengan kasus Hope, orang utan berusia 30 tahun yang tewas diberondong 74 butir peluru senapan angin saat sedang menyusui bayinya di kawasan Subulussalam, Aceh.
Kisah Hope dan masa penyembuhannya sempat menjadi sorotan dunia. Pelaku penembakan, dua orang remaja di bawah umur, diberi hukuman ringan menjadi muadzin selama satu bulan.
Sebulan setelah itu, kisah Bom Bom, bayi orang utan yang diasuh oleh manusia selama tiga tahun menjadi tajuk berita.
Masih di tahun yang sama, pada Oktober, seekor orang utan jenis Pongo Abelii jantan berusia 25 tahun ditemukan mati di kawasan Lae Treup, Rawa Singkil.
Mustafa lah yang menemukan jasadnya. Itu adalah satu dari sembilan orang utan yang sering diberinya makanan.